Sabtu, 02 Maret 2013

Semarang, 29 Juli 1956

juga sadja pernah tjeritakan
dinegara-negara Barat itu hal
artinja manusia, hal artinja massa,
massa.
Bahwa dunia ini dihidupi oleh
manusia. Bahwa manusia didunia
ini, Saudara-saudara , “basically” –
pada dasar dan hakekatnja –
adalah sama; tidak beda satu sama
lain. Dan oleh karena itu manusia
inilah jang harus diperhatikan.
Bahwa massa inilah achirnja
penentu sedjarah, “The Makers of
History”. Bahwa massa inilah jang
tak boleh diabaikan ~ dan bukan
sadja massa jang hidup di
Amerika, atau Canada, atau Italia,
atau Djerman, atau Swiss, tetapi
massa diseluruh dunia.
Sebagai tadi saja katakan: Bahwa
“World Prosperity”, “World
Emancipation”, “World Peace”, jaitu
kekajaan, kesedjahteraan haruslah
kekajaan dunia : bahwa
emansipasi adalah harus
emansipasi dunia; bahwa
persaudaraan haruslah
persaudaraan dunia ; bahwa
perdamaian haruslah perdamaian
dunia ; bahwa damai adalah harus
perdamaian dunia, berdasarkan
atas kekuatan massa ini.
Itu saja gambarkan, saja
gambarkan dengan seterang-
terang nja. Saja datang di
Amerika,- terutama sekali di
Amerika – Djerman dan lain-lain
dengan membawa rombongan.
Rombongan inipun selalu saja
katakan : Lihat, lihat , lihat, lihat!!
Aku jang diberi kewadjiban dan
tugas untuk begini : Lihat, lihat,
lihat!! – Aku membuat pidato-
pidato, aku membuat press-
interview , aku memberi
penerangan-pene rangan; aku
jang berbuat, “Ini lho, ini lho
Indonesia, ini lho Asia, ini lho
Afrika!!”
Saudara-saudara dan
rombongan : Buka mata, Buka
mata! Buka otak! Buka telinga
Perhatikan, perhatikan keadaan!
Perhatikan keadaan dan sedapat
mungkin tjarilah peladjaran dari
pada hal hal ini semuanja, agar
supaja saudara saudara dapat
mempergunakan itu dalam
pekerdjaan raksasa kita
membangun Negara dan Tanah
Air.
Apa jang mereka perhatikan,
Saudara-saudara ? Jang mereka
harus perhatikan, bahwa di
negara-negara itu – terutama
sekali di Amerika Serikat – apa jang
saja katakan tempoh hari disini ”
Hollandsdenken ” tidak ada.
“Hollands denken” itu apa? Saja
bertanja kepada seorang Amerika.
Apa “Hollands denken” artinja,
berpikir secara Belanda itu apa?
Djawabnja tepat Saudara-saudara
“That is thinking penny-wise,
proud, and foolish”, katanja.
“Thinking penny-wise, proud and
foolish”. Amerika, orang Amerika
berkata ini, “Thinking penny-wise”
artinja Hitung……..satu sen……..satu
sen……..lha ini nanti bisa djadi dua
senapa `ndak?…….. satu
sen……..satu sen……… “Thinking
penny-wise”………” Proud” :
congkak, congkak, “Foolish” :
bodoh.
Oleh karena akhirnja merugikan
dia punja diri sendirilah, kita itu,
Saudara-saudara , 350 tahun
dicekoki dengan “Hollands
denken” itu. Saudara-saudara ,
kita 350 tahun ikut-ikut, lantas
mendjadi orang jang berpikir
“penny-wise, proud and foolish”
Jang tidak mempunjai
“imagination”, tidak mempunjai
konsepsi-konsep si besar, tidak
mempunjai keberanian – Padahal
jang kita lihat di negara-negara
lain itu, Saudara-saudara , bangsa
bangsa jang mempunjai
“imagination”, mempunjai fantasi-
fantasi besar: mempunjai
keberanian ; mempunjai kesediaan
menghadapi risiko ; mempunjai
dinamika.
Washington Monument, didirikan
tahun 1884
George Washington Monument
misalnja,
tugu nasional Washington di
Washington, Saudara-saudara :
Masja Allah!!! Itu bukan bikinan
tahun ini ; dibikin sudah abad jang
lalu, Saudara-saudara . Tingginja!
Besarnja! Saja kagum arsiteknja
jang mempunjai “imagination” itu,
Saudara-saudara .
Bangsa jang tidak mempunjai :
imagination” tidak bisa membikin
Washington Monument. Bangsa
jang tidak mempunjai
“imagination”…… …ja, bikin tugu,
ja “rongdepo”, Saudara-saudara .
Tugu “rong depo” katanja sudah
tinggi, sudah hebat.
“Pennj-wise” tidak ada, Saudara-
saudara . Mereka mengerti bahwa
kita – atau mereka – djikalau ingin
mendjadi satu bangsa jang besar,
ingin mendjadi bangsa jang
mempunjai kehendak untuk
bekerdja, perlu pula mempunjai
“imagination”,: “imagination”
hebat, Saudara-saudara .
Perlu djembatan? Ja, bikin
djembatan……teta pi djangan
djembatan jang selalu tiap tiap
sepuluh meter dengan tjagak,
Saudara-saudara , Ja , umpamanja
kita di sungai Musi…….Tiga hari
jang lalu saja ini ditempatnja itu
lho Gubernur Sumatera Selatan –
Pak Winarno di Palembang – Pak
Winarno, hampir hampir saja kata
dengan sombong, menundjukkan
kepada saja “ini lho Pak!
Djembatan ini sedang dibikin,
djembatan jang melintasi Sungai
Musi” – Saja diam sadja -”Sungai
Ogan” – Saja diam sadja, sebab
saja hitung-hitung tjagaknja itu.
Lha wong bikin djembatan di
Sungai Ogan sadja kok tjagak-
tjagakan !!
Kalau bangsa dengan
“imagination” zonder tjagak,
Saudara-saudara !!
Tapi sini beton, tapi situ beton !!
Satu djembatan, asal kapal besar
bisa berlalu dibawah djembatan
itu !! Dan saja melihat di San
Fransisco misalnja, djembatan jang
demikian itu ; djembatan jang
pandjangnja empat kilometer,
Saudara-saudara ; jang hanja
beberapa tjagak sadja.
Satu djembatan jang tinggi dari
permukaan air hingga
limapuluhmeter; jang kapal jang
terbesar bisa berlajar dibawah
djembatan itu. Saja melihat di
Annapolis, Saudara-saudara , satu
djembatan jang lima kilometer
lebih pandjangnja, “imagination”,
“imagination” “imagination”!! !
Tjiptaan besar!!!
Jembatan raksasa Golden Gate di
San Francisco,sudah berdiri sejak
tahun 1937
Kita jang dahulu bisa mentjiptakan
tjandi-tjandi besar seperti
Borobudur, dan Prambanan,
terbuat dari batu jang sampai
sekarang belum hancur ; kita telah
mendjadi satu bangsa jang kecil
djiwanja, Saudara-saudara !! Satu
bangsa jang sedang ditjandra-
tjeng kalakan didalam tjandra-
tjengka la djatuhnja Madjapahit,
sirna ilang kertaning bumi!!
Kertaning bumi hilang, sudah sirna
sama sekali. Mendjadi satu bangsa
jang kecil, satu bangsa tugu “rong
depa”.
Candi raksasa Borobudur di
Indonesia, sudah berdiri sejak
abad 9 Masehi!
Saja tidak berkata berkata bahwa
Grand Canyon tidak tjantik. Tapi
saja berkata : Tiga danau di Flores
lebih tjantik daripada Grand
Canyon. Kita ini, Saudara-saudara ,
bahan tjukup : bahan ketjantikan,
bahan kekajaan. Bahan kekajaan
sebagai tadi saja katakan : “We
have only scratched the surface ” –
Kita baru `nggaruk diatasnja sadja.
Kekajaan alamnja, Masja Allah
subhanallahu wa ta’ala, kekajaan
alam. Saja ditanja : Ada besi
ditanah-air Tuan? – Ada, sudah
ketemu :belum digali. Ja, benar!
Arang-batu ada, Nikel ada, Mangan
ada, Uranium ada. Percajalah
perkataan Pak Presiden. Kita
mempunjai Uranium pula.
Kita kaja, kaja, kaja-raja, Saudara-
saudara : Berdasarkan atas
“imagination”, djiwa besar,
lepaskan kita ini dari hal itu,
Saudara-saudara .
Gali ! Bekerdja! Gali! Bekerdja! Dan
kita adalah satu tanah air jang
paling cantik di dunia.

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia adalah negara di Asia
Tenggara, terletak di garis
khatulistiwa dan berada di antara
benua Asia dan Australia serta
antara Samudra Pasifik dan
Samudra Hindia. Karena letaknya
yang berada di antara dua benua,
dan dua samudra, ia disebut juga
sebagai Nusantara (Kepulauan
Antara).
Indonesia memiliki 17.504 pulau
besar dan kecil, sekitar 6000 di
antaranya tidak berpenghuni[30] ,
yang menyebar disekitar
khatulistiwa, yang memberikan
cuaca tropis. Posisi Indonesia
terletak pada koordinat 6°LU -
11°08'LS dan dari 95°'BB -
141°45'BT serta terletak di antara
dua benua yaitu benua Asia dan
benua Australia/ Oseania.
Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar di dunia
Wilayah Indonesia terbentang
sepanjang 3.977 mil di antara
Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik. Luas daratan Indonesia
adalah 1.922.570 km² dan luas
perairannya 3.257.483 km². Pulau
terpadat penduduknya adalah
pulau Jawa, di mana setengah
populasi Indonesia hidup.
Indonesia terdiri dari 5 pulau
besar, yaitu: Jawa dengan luas
132.107 km², Sumatera dengan
luas 473.606 km², Kalimantan
dengan luas 539.460 km²,
Sulawesi dengan luas 189.216
km², dan Papua dengan luas
421.981 km².
(http:// id.wikipedia.org /wiki/
Indonesia ) Quote:
Keindahan :: Pantai & Pulau :
Kekayaan alam Indonesia berupa
pantai sangat banyak, dari mulai
pulau weh di aceh, hingga raja
ampat di papua, semuanya
menyajikan keindahan yang tak
kalah dengan negara tetangga
kita. bahkan Bali sempat
menempati peringkat 1 pulau
terbaik di dunia berturut-turut 7
kali versi majalah travel & leisure
Gunung dan bukit:
Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki gunung aktif
banyak, hal ini disebabkan karena
letak indonesia yang berada diata
garis lempengan bumi. gunung2 di
Indonesia memiliki keindahan
yang beragam.
Budaya:
Indonesia adahal salah satu
negara yang memiliki keragaman
budaya yang tinggi, terdiri dari
berbagai macam suku dan bahasa,
menjadikan keunikan tersendiri
bagi Indonesia
sejarah:
Indonesia memiliki kekayaan
sejarah yang kuat, termasuk
Borobudur yang sebelumya
menjadi salah satu keajaiban
dunia. selain Borobudur, Indonesia
memiliki lebih dari 100 candi yang
tersebar di seluruh penjuru
nusantara
hasil bumi:
Indonesia memiliki hasil bumi yang
luar biasa hebat, dari mulai hasil
bumi berupa tanaman, hingga
hasil bumi berupa minyak, emas,
dan materi sejenisnya, sehingga
menarik banyak investor asing ke
Indonesia

Derita Ibu Pertiwi

DERITA IBU PERTIWI

oleh Arfiend Tag SeMpurna pada 6 September 2012 pukul 11:09 ·
NEGRI INI PENUH LUDAH CACI MAKI,
TANPA SADAR APA YANG KAU
PERBUAT"
andai IBU PERTIWI mampu
berbicara,
Wahai anak ku, aku lah Ibu pertiwi
mu,
di rahim ini kau di lahirkan, besar
bersama ku. Namun kenapa kau
amat membenci ku, apa salah ku, !
Kenapa engkau malu mempunyai
ibu seperti aku, . !
Aku ibu mu, merindukan cinta mu
wahai anak bangsa ku,
Ibu selalu mencintai mu, hingga
apa pun yang kau butuh kan ku
sediakan.
Tau kah kau anak ku, di masa lalu,
Nenek moyang mu, hidup bahagia
bersama ibu, kami di kenal dengan
tanah surga, semua ibu sediakan,
makanan yang berlimpah dan
Mereka mencintai ibu.
Namun ada apa dengan sekarang.
Kalian membenci ku, . !
Kalian mencaci ku. . !
APA SALAH IBU NAK. . . !
engkau berkata saat ini banyak
anak ku yang lapar, saat ini banyak
anak ku yang menderita,
padahal ibu sudah melimpahkan
semua nya, pulau yang banyak
sungai penuh ikan besar, dan kau
lapar, silahkan cucuk perut ibu ini
dengan sebatang pohon singkong,
dan tanam lah dengan benih padi.
Ketahulah anak ku, kalian lah yang
membuat diri mu menderita, lihat
sungai sungai itu sekarang, penuh
limbah, sampah, dan sebelum nya
kau racun dengan tamak nya.
Hampir tiada ikan yang hidup di
sana.
Coba buka mata mu anak ku, lihat,
lihat tanah ini, tanah kering
kerotang tanpa air, kau tebang
semua pohon dengan nafsu mu,
dan apa yang terjadi sekarang
karna ulah mu sendiri nak,
kau menyalahkan ku, kau
membenci ku sebagai negara mu,
kau melupakan ku.
Ibu terima nak, ibu pula tetap setia,
walau pun muka ibu kau ludahi
dengan cacian mu di kala kau
lapar. .!
Maafkan aku anak ku.
ada apa lagi anak ku yang
bimbang.
Kenapa, ?
Kau berteriak membenci ibu, karna
pemimpin mu, kau membenci ku,
karna kebiadapan pemimpin
mu, ,mereka korupsi, mereka
menjual periasan emas permata
ibu, mereka tak mendengar mu,
apa lagi nak kesalahan ibu, ibu
sudah wariskan semua kekaya'an
ibu kepada mu, ibu wariskan
tanah penuh emas dan permata,
dan ibu menciptakan budaya agar
kau bahagia,
ibu bebas kan kau "memilih
pemimpin" mu sendiri agar kau
tak menyalahkan ibu lagi.
Namun apa yang kau lakukan nak,
kau menghianati ibu, kau pilih
pemimpin2 mu baik daerah, pusat
serta DPR, karna uang, liat lah yang
kau pilih itu.
Gara-gara uang kau gadai diri ku
nak, ibu mu sendiri, lihat lah
periasan ibu ini, di jual pemimpin
mu kepada asing, lihat lah harga
diri ibu ini, kau injak-injak dengan
keserakahan mu. Hingga ibu saat
ini tak punya apa-apa lagi kau hina
hina anak ku.
sadar lah anak ku, sadar lah,
semua ini atas tingkah laku mu
sendiri,
kau yang tidak amanah memilih
pemimpin, akan mendapatkan
pemimpin yang tidak amanah pula
anak ku.
hingga saat ini pun kau membenci
ku, mencaci ku, atas kesalahan mu
sendiri.
kau puja negara asing, namun kau
caci ibu pertiwi mu sendiri.
Aku pasrah anak ku, walau pun
pait, ketika diri ku tak punya apa2
lagi dan tak berdaya, karnah ulah
mu sendiri,
Ketahuilah anak ku, di ibu pertiwi
ini kau bisa beli BBM termurah di
Asean dan biaya hidup termurah di
Asean.
Penuh budaya yang banyak di
kagumi bangsa lain, namun
kenapa kau malu budaya ibu mu
ini,., kau katakan kampungan, kau
caci ibu ini nak,
akan ku telan ludah cacian mu, bak
madu. Dan ku tetap melipahkan
negri ini dengan berkah, hinga
orang asing pun menyebut ku
negri impian.
Hingga saat ini, aku menanti mu,
anak ku, aku rindu peluk hangat
mu, dan memuji ku, dalam tangis
bahagia.
Ayo sadar lah anak ku, bangkit lah
bersama ku ibu pertiwi mu,
hargai semua pemberian ibu, dan
jaga lah amanah ibu mu ini, hingga
nanti kau pasti akan sejatra dan
bahagia.

Pidato Pertama Ir.Sukarno

Sukarno muda, sangat gemar
mengikuti Hadji Oemar Said (HOS)
Tjokroaminoto, tokoh Sarekat
Islam dalam berbagai aktivitas.
Cara dan gaya orasi Tjokro pula
yang mengilhaminya menjadi
orator ulung. Di kemudian hari kita
tahu, Sukarno menjelma menjadi
orator ulung. Manakala ia
berpidato, lautan manusia tersirep,
redam, hening, khidmat.
Kepiawaian Sukarno berpidato,
bukan “ujung-ujug”, bukan
sesuatu yang tiba-tiba. Ia
melatihnya di kegelapan kamar
tanpa aliran listrik. Di pengapnya
ruang kamar tanpa jendela. Di
tengah malam buta, ia biasa
berpidato dengan suara lantang,
berirama, menghendak,
menghanyutkan. Ia bisa menjadi
seorang tokoh Yunani yang
berunjuk rasa. Ia bisa menjadi
siapa saja, dan menyuarakan apa
saja.
Itu dilakukan di kamar pondokan
Tjokroaminoto di Gang Peneleh 7,
Surabaya. Teman-teman penghuni
kamar-kamar yang lain, tahu betul
situasi itu. Mulanya mereka
menghardik, menyuruh diam
karena mengganggu ketengan
malam. Akan tetapi, lama kelamaan,
mereka hanya saling pandang dan
berkata datar, “Biasa…. si No mau
menyelamatkan dunia….” Adalah
biasa, nama Karno dipanggil
pendek, “No”.
Tahukan Anda, kapan untuk
pertama kali Sukarno berpidato?
Mungkin tidak penting, tapi
sungguh patut dicatat untuk
seorang tokoh bangsa,
proklamator negeri ini.
Dalam buku Bung Karno
Penyambung Lidah Rakyat
Indonesia, Sukarno menyebut
pidato di Studieclub HBS-lah
sebagai pidato pertamanya. Ketika
itu, ia berusaia 16 tahun.
Studieclub adalah pengajaran
tambahan di HBS, yang bertujuan
untuk membahas buah-buah
pikiran dan cita-cita. Pembicara
pertama, tentulah Ketua Studieclub.
Ia membuka statemennya dengan
mengatakan, “Adalah menjadi
suatu keharusan bagi generasi
kitauntuk menguasai betul bahasa
Belanda….”
Setiap orang setuju. Setiap orang…
kecuali Sukarno! Ia –entah dirasuki
apa– tiba-tiba meloncat ke atas
meja dan berkata keras, “Tidak.
Saya tidak setuju!” Tentulah semua
peserta Studieclub terbelalak,
terbengong-beng ong, terheran-
heran. Selanjutnya… bergulir
pidato Sukarno. Pidato yang
pertama yang dilakukannya di
muka banyak orang, tidak hanya di
sendiri di dalam kamar, di hadapan
“tidak seorang pun” kecuali
tembok dan kegelapan malam.
“Tanah kebanggaan kita ini dulu
pernah bernama Nusantara. Nusa
berarti pulau. Antara berarti di
antara. Nusantara berarti ribuan
pulau-pulau, dan banyak di antara
pulau-pulau ini yang lebih besar
daripada seluruh negeri Belanda.
Jumlah penduduk negeri Belanda
hanya segelintir jika dibandingkan
dengan penduduk kita. Bahasa
Belanda hanya dipergunakan oleh
enam juta manusia,” Bung Karno
berorasi.
Lanjutnya, “Mengapa suatu negeri
kecil yang terletak di sebelah sana
dari dunia ini menguasi suatu
bangsa yang dulu pernah begitu
perkas, sehingga dapat
mengalahkan Kublai Khan yang
kuat itu?” Sukarno terus dan terus
berkata-kata, dan mengakhirinya
dengan, “Saya berpendapat,
bahwa yang pertama-tama harus
kita kuasi adalah bahasa kita
sendiri. Marilah kita bersatu
sekarang untuk mengembangkan
bahasa Melayu. Kemudian baru
menguasai bahasa asing. Dan
sebaiknya kita mengambil bahasa
Inggris, oleh karena bahasa itu
sekarang menjadi bahasa
diplomatik.”
Tidak berhenti sampai di situ, ia
menyeru, “Belanda berkulit putih.
Kita sawomatang. Rambut mereka
pirang dan keriting. Kita punya
lurus dan hitam. Mereka tinggal
ribuan kilometer dari sini.
Mengapa kita harus berbicara
bahasa Belanda?!”
Suasana Studieclub heboh, gaduh
karena belum pernah mendengar
orasi seperti itu sebelumnya. Di
sebuah pojok ruang, Direktur HBS,
Tuan Bot, berdiri tak berbuat apa
pun, melainkan memandang ke
arah Sukarno dengan tatapan
tajam… seolah menyuarakan kata,
“Oooh… Sukarno mau bikin
susah!”

Rayuan Maut Ir.Sukarno

"Lak, tahukah engkau bakal istriku
kelak? ...orangnya tidak jauh dari
sini, kau ingin tau?
boleh..Orangnya dekat sini kau
tak usah beranjak, karena
orangnya ada di sebelahku"
(Soekarno kepada Utari
Tjokroaminoto, istri pertamanya)
"Aku kembali ke Bandung..dan
kepada tjintaku yang
sesungguhnya."
(Soekarno kepada Inggit Garnasih,
istri kedua)
"Engkau menjadi terang dimataku.
Kau yang akan memungkinkan aku
melanjutkan perdjuanganku yang
maha dahsyat."
("rayuan yang mematikan", kenang
Fatmawati di kemudian hari - istri
ketiga)
"Tien, I can't work without you.
Meski kamu istri kedua (setelah
Fatmawati-red), kamu tetap istri
saya yang sah. Biarpun kamu tidak
tinggal di Istana Negara, kamu
tetap mejadi ratu. Kamu akan
menjadi ratu yang tidak
bermahkota di Istana Bogor."
(saat meminta Hartini menjadi
istrinya - yang keempat)
"Aku mencintai kamu, aku ingin
kau membalas cintaku....seka rang
juga saya minta kepastian darimu
ya atau tidak"
(kepda Kartini Manoppo - istri
kelima)
"Kalau aku mati, kuburlah aku di
bawah pohon yang rindang. Aku
mempunyai istri yang aku cintai
dengan segenap jiwaku. Namanya
Ratna Sari Dewi. Kalau ia
meninggal kuburlah ia dalam
kuburku. Aku menghendaki ia
selalu bersama aku."
(kepada Naoko Nemoto yang kelak
berganti nama menjadi Ratna Sari
Dewi - yang keenam. Pernyataan
ini membuat geger rakyat
Indonesia masa itu)
Yatie adiku wong aju,
Iki lho alrodji sing berkarat kae.
Kuliknakna nganggo, mengko
sawise sasasi rak weruh endi sing
kok pilih: sing ireng, apa sing dek
mau kae, apa sing karo karone?
Dus; mengko sesasi engkas matura
aku. (dadi senadjan karo karone
kok senengi, aku ja seneng wae).
Masa ora aku seneng! Lha wong
sing mundhut wanodja palenging
atiku kok! Adja maneh sakados
alrodji, lha mbok apa apa ja bakal
tak wenehke
(surat kepada istrinya yang
ketujuh - Haryati)
Yury,
I came to you today,
but were out (to Wisma School)
I came only to say "I love you"
Yours,
Soekarno
(kepada Yurike Sanger, yang saat
itu masih berstatus pelajar SMA -
istri kedelapan)
Dear dik Heldy,
I am sending you some dollars,
Miss Dior, Diorissimo, Diorama
of course also my love,
Mas
(kepada Heldy Jafar, istri
kesembilan - saat itu kekuasaan
Soekarno mulai pudar)

Kisah Ir.Sikarno Menakhlukan 4 gadis Belanda

“Bung Karno sang penakluk”.
Itulah judul alternatif tulisan ini.
Atau… sempat pula kutulis judul
yang agak provokatif: “Bule-bule
Pacar Bung Karno”. Tapi akhirnya,
kuputuskan judul yang sekarang,
“Kisah Bung Karno Menaklukkan
Empat Noni Belanda”. Sekalipun ini
urusan cinta, tapi kata
“menaklukkan” terkesan lebih
heroik. Kesan yang melekat secara
otomatis ketika kita menyebut
namanya.
Ini adalah sepenggal pengalaman
hidup proklamator kita saat ia
duduk di bangku HBS (Hogere
Burger School), sebuah sekolah
lanjutan tingkat menengah pada
zaman Hindia Belanda untuk orang
Belanda, Eropa atau elite pribumi
dengan bahasa pengantar bahasa
Belanda. HBS setara dengan MULO
+ AMS atau SMP + SMA, namun
hanya 5 tahun. Di HBS Surabaya,
ketika itu, dari lebih 100 murid,
hanya 20 orang saja yang pribumi.
Pada waktu itu HBS hanya ada di
kota Surabaya, Semarang,
Bandung, Jakarta, dan Medan,
sedangkan AMS ada di kota
Jakarta, Bandung, Medan,
Yogyakarta, dan Surabaya. Begitu
sekelumit tentang HBS.
Nah… sebagai pemuda, Bung
Karno dalam penuturannya kepada
Cindy Adams, penulis biografinya,
menuturkan ihwal semangatnya
yang membara untuk bisa
menaklukkan noni-noni Belanda,
agar bisa menjadi pacarnya. Bukan
saja karena rasa penasarannya
sebagai laki-laki menaklukkan
gadis bangsa penjajah… lebih dari
itu, ia punya tujuan lain, yakni agar
cepat mahir berbahasa Belanda.
Sebagai pemuda yang mengaku
tampan selagi muda, Bung Karno
penuh percaya diri “mengejar”
gadis-gadis kulit putih. Dengan
kepandaian otaknya, dengan
penampilannya yang percaya diri,
serta dengan tampangnya yang
tampan, singkat kata Sukarno
muda mulai mendapatkan gadis-
gadis putih idamannya. Ia
mencatat, gadis bule HBS pertama
yang jadi kekasihnya bernama
Pauline Gobee, anak salah seorang
gurunya di HBS. Pauline dikisahkan
sebagai seorang gadis yang cantik,
dan Sukarno tergila-gila
kepadanya.
Kemudian, cinta Sukarno beralih ke
gadis putih lain bernama Laura.
Ooo… betapa Sukarno juga
memuja Laura. Tapi tak
berlangsung lama. Perburuan cinta
Sukarno, berhasil menangkap
seorang kekasih bule yang nomor
tiga. Mungkin Sukarno tidak benar-
benar mencintai. Buktinya, ia
sendiri lupa akan namanya. Yang ia
ingat, gadis itu dari keluarga Raat,
seorang Indo yang punya
beberapa putri cantik. Yang juga ia
ingat, rumah keluarga Raat adalah
berlawanan arah dengan rumah
yang ditinggali Sukarno. Sekalipun
begitu, selama berbulan-bulan
pacaran, Bung Karno rela tiap hari
jalan berputar arah hanya untuk
gadis pujaannya.
Nah, tambatan hati keempat
adalah seorang noni Belanda nan
cantik. Sukarno ingat betul
namanya: Mien Hessels. Seketika,
Mien Hessels mampu menutup
lembaran-lembar an indah
Sukarno muda bersama Pauline,
Laura dan juga putri keluarga Raat.
Mien Hessels telah menyihir
Sukarno menjadi gelap mata.
Sukarno memuja Mien Hessels
sebagai “kembang tulip berambut
kuning berpipi merah mawar”.
Kulitnya halus selembut kapas.
Rambut blondenya ikal mayang.
Pribadinya memesona. Sukarno
bahkan merasa rela mati untuk
mendapatkan gadis pujaannya.
Usia Sukarno 18 tahun, ketika itu.
Dan… Sukarno benar-benar nekad.
Suatu hari, ia menetapkan hati
melamar Mien Hessels.
Mengenakan busana terbaik,
bersepatu pula, Sukarno duduk di
kamar, melemaskan lidah,
menghafal kata, melatih bicara:
Melamar Mien Hessels menjadi
istrinya!
Sore yang cerah, Sukarno menuju
rumah Mien Hessels. Begitu
memasuki halaman rumahnya,
hatinya menggigil ketakutan.
Belum pernah sekali pun Sukarno
bertamu ke rumah orang Belanda
yang mewah. Halamannya
ditumbuhi rerumputan laksana
hamparan beludru hijau.
Kembang-kembang aneka warna
berdiri tegak baris demi baris.
Sementara, Sukarno tak punya topi
untuk dipegang. Karenanya, ia
hanya memegang hati, agar tak
gugup nanti.
Di hadapan seorang laki-laki tinggi
besar, ayah kekasih hatinya, Bung
Karno melepas kata, “Tuan… kalau
Tuan tidak keberatan, saya ingin
minta anak tuan….” Belum selesai
Sukarno muda bicara, ayah Hessels
melabraknya, “Kamu?! Inlander
kotor seperti kamu? Kenapa kamu
berani-berani mendekati anakku?!
Keluar kamu binatang kotor.
Keluar!!!”
Persis adegan sinetron konyol…
Sukarno angkat kaki dengan
perasaan seperti dicambuk, muka
dicoreng, hati terhina. Peristiwa
itu, melekat sepanjang hayat.
Tuhan sungguh mencintai
Sukarno. Waktu trus berlalu… 23
tahun sejak peristiwa
menyedihkan itu terjadi, tepatnya
tahun 1942. Perang Dunia II
tengah berkecamuk. Sukarno
sendiri sudah menjelma menjadi
tokoh pergerakan kemerdekaan
bagi bangsanya. Suatu sore, ketika
sedang berjalan-jalan di suatu
jalanan di Jakarta, ia mendengar
seorang wanita menyebut
namanya, “Sukarno?” Berpalinglah
Sukarno ke arah pemanggil seraya
menjawab, “Ya, saya Sukarno.”
Wanita itu tertawa terkikik-kikik,
“Dapat kau menerka siapa saya?”
Sukarno memandangi wanita
berbadan besar, jelek, tak
terpelihara. “Tidak, Nyonya… saya
tidak dapat menerka, siapakah
Nyonya?” Wanita itu kembali
tertawa terkikik-kikik sebelum
menjawab, “Mien Hessels!” dia
terkikik lagi.
Hati Sukarno menyeru, “Huhhh!!!
Mien Hessels! Putriku yang cantik
seperti bidadari, kini sudah
berubah menjadi perempuan mirip
tukang sihir, buruk dan kotor….”
Sadar ia melamun, buru-buru
Sukarno memberi salam kepada
mantan kekasihnya di Surabaya
dulu. Setelah itu, ia berpamit untuk
berlalu.
Sejurus kemudian, ketika
mengenang pertemuannya
dengan Mien Hessels, Bung Karno
mendesiskan rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Penyayang. Hati
kecilnya berucap, “Caci maki yang
telah dilontarkan ayahnya dulu,
sesungguhnya suatu rahmat yang
tersembunyi….”

Ir.Sukarno : Demokratis atau Diktator

1.TIDAK
Sejak proklamasi kemerdekaan
1945, selama limabelas tahun
Soekarno praktis cuma Presiden
simbolis. Sampai 1959
pemerintahan ganti-berganti
berada di tangan orang-orang
sealiran dengan Hatta-Syahrir atau
para soekarnois yang harus
berkompromi dengan partai
Masyumi dan PSI. Soekarno baru
bisa dikatakan "berkuasa" hanya
enam tahun terakhir sejak
diumumkan "Demokrasi
Terpimpin" bulan Juli 1959. Itu pun
cuma kekuasaan formal karena
paralel di samping kekuasaan
Soekarno, dari pusat sampai ke
daerah berjalan kekuasaan
Angaktan Darat yang masif, rëel
dan efektif dengan senjata di
tangan. Militerlah yang
menjalankan kekuasaan dengan
menggonceng pada wibawa
Soekarno, termasuk melancarkan
penangkapan-pen angkapan
politik dengan legalites SOB.
Mereka melakukan berbagai
pengekangan kebebasan politik
semua atas nama Soekarno.
Selanjutnya mereka melancarkan
berbagai manuver politik seperti
misalnya memanfaatkan (kalau
tidak mau disebut menciptakan)
Manikebu, BPS (Badan Pendukung
Soekarnoisme), dan menunggangi
konsep Soekarno tentang
"golongan fungsional".
Kelompok militer Angkatan Darat
yang merongrong Soekarno itu
jugalah kemudian berkuasa leluasa
dijaman "Orde Baru" tanpa ada
penghalang apa-apa lagi. Angkatan
Darat telah berhasil menunaikan
"tugas internasionalny a"
menegakkan paradigma McCarthy
di Indonesia dengan tuntas dan
gemilang, menghancurkan PKI dan
menggésér Soekarno dari pentas
sejarah. Sejak 17 Oktober 1952
sampai 1965 Angkatan Darat
bermain di bawah-bawah,
menyusup dan menyatu dengan
kekuatanprogres if-revolusioner ,
di era Orde Baru watak asli
sesungguhnya kekuasaan militer
barulah muncul telanjang bulat di
permukaan dengan mitra sipilnya
Golongan Karya.
Lagipula Soekarno tidak punya
bakat sama sekali untuk jadi
diktator. Untuk itu
dia harus tidak punya hati nurani,
harus tega mampu membunuh
dan memenjarakan rakyatnya
sendiri sebagaimana
didemonstrasika n oleh jendral
Soeharto selama tigapuluh tahun
kekuasaannya. Tetapi Soeharto
itulah yang oleh Dunia Barat
dianggap telah berhasil
"mengkoreksi total otoriterisme
Soekarno" kembali ke "jalan
benar", kejalan demokrasi yang
dainggap benar oleh Barat.
Soekarno sebagai pemimpin yang
paling mengerti rakyatnya, secara
sadar menolak mendjiplak mentah-
mentah demokrasi Barat walaupun
otaknya penuh berisi ide-ide
sosial-demokras i, Aufklärung dan
berbagai konsep sosial revolusi
Perancis, revolusi Amerika sampai
pada perjuangan Willem van
Oranje melawan Spanyol. Dia
sepenuhnya diilhami konsep-
konsep Barat, tetapi dia berdiri
kukuh dengan kedua kakinya di
bumi tanah-airnya. Dari
pengalaman langsung yang dia
rasakan pada badannya sendiri,
dia tahu betul bahwa menuntut
reform sosial, membela rakyat
tertindas dalam sistem demokrasi
Barat, pada ujung-ujungnya selalu
rakyat akan berada di pihak yang
kalah. Maka dia kembangkan ide
yang berasal dari Ki Hadjar
Dewantoro "democratie met
leiderschap" (demokrasi
terpimpin), dan kita semua tahu
bahwa Demokrasi Terpimpin
Soekarno dalam masa balita-nya
sudah dibantai berdarah pada
tahun 1965.
Demokrasi Terpimpin tidak pernah
mendapatkan kesempatan untuk
membuktikan bahwa gagasan itu
bermanfaat dan diperlukan bagi
rakyat yang ingin memperbaiki
nasibnya sendiri. Di dunia Barat,
demokrasi berkesempatan diuji
(disosialisasi) seabad lebih
sebelum dia sampai menjadi
sistem mapan yang kita kenal
sekarang ini. Soekarno dengan
eksperimen demokrasinya yang
cuma sempat berjalan lima tahun
2. YA
Kediktatoran Sukarno juga mulai
terlihat sejak konsep Marhaenisme
berusaha diwujudkannya menjadi
ideologi partai. Syahrir dan Hatta
yang emperkenalkan kehidupan
demokratis didalam Partindo
(Partai Indonesia) pelan-pelan
dipinggirkan dan kehidupan partai
mulai diarahkan pada disiplin ketat
dan tunduk pada pucuk pimpinan.
Untuk menempuh ini Sukarno
tidak menggunakan cara yang
ditempuh oleh Lenin yang pernah
menjelaskan secara logis kepada
kelompok Mesheviks ketika Lenin
menjadi diktator. Jalan yang
ditempuh Sukarno hanyalah sibuk
dengan penjelasan-penj elasan
pentingnya keberadaan partai
pelopor yang memiliki massa
besar.
Bagi Sukarno, menegakkan
ideologi Marhaenisme lebih
penting ketimbang membangun
kehidupan demokratis. Sembari
mengutip Karl Liebknecht, ideolog
komunis Jerman, Sukarno
menegaskan bahwa massa harus
dibuat radikal dan jangan beri
kesempatan untuk pasif
menghadapi revolusi. Meski kelak
sesudah kemerdekaan tercapai,
penganut Marhaenisme cenderung
bergabung dengan partai Murba,
namun Marhaenisme ini lebih
menyepakati tafsiran Tan Malaka
tentang Marhaenisme.
ukarno yang sudah dihinggapi
sifat anti-demokrasi jelas tidak bisa
menerima sepenuh hati
perjuangan menegakkan
demokrasi. Praktek demokrasi
parlementer diawal kemerdekaan
yang dipenuhi aspirasi masyarakat
dihapuskannya begitu saja dengan
tudingan telah menjiplak
demokrasi borjuis. Akibatnya,
kekecewaan terhadap Sukarno
memuncak menjadi
pemberontakan. Apalagi sikap
kekiri-kirianny a yang kental telah
menjadikan Sukarno hendak
membangun aliansi internasional
dengan negara-negara komunis
(Cina dan Uni Sovyet). Sesudah
kunjungannya ke Cina ditahun
1956, Sukarno tampak sangat
mengagumi Mao Tse Tung, dan
terutama Chou En Lai. Sedangkan
hubungannya dengan Hatta makin
menjauh. Dalam sebuah
kesempatan bertemu dengan
dubes AS Hugh S. Cumming 27
Februari 1957, Hatta menceritakan
kekurang-pahama n Sukarno
dalam mencermati perkembangan
demokrasi parlementer.
Sukarno yang awalnya sangat
akrab dengan Mohammad Natsir,
tokoh Masyumi, mendadak
berubah sesudah terjadi
perbedaan pandangan politik.
Sukarno membangun opini politis
yang menyebutkan bahwa
gagasan mendirikan "negara"
Islam jauh lebih berbahaya
daripada sebuah rezim komunis.
Opini bertambah kencang
dihembuskan saat dikait-kaitkan
dengan kelompok DI/TII pimpinan
Kartosuwiryo. Tanpa ada upaya
untuk memahami latar-belakang
terjadinya pemberontakan
tersebut, yang sebenarnya
merupakan reaksi atas perjanjian
Renville Januari 1948. Dimana
perjanjian itu telah
memperbolehkan tentara Belanda
kembali masuk kedalam wilayah
Jawa Barat.
Begitupula dengan
pemberontakan Kahar Muzakkar di
Sulawesi Selatan dan Tengku Daud
Beureu'eh di Banda Aceh, yang
sesungguhnya merupakan reaksi
atas sikap-sikap arogan dan anti-
demokrasi dari Sukarno. Namun,
kelihaian berpolitik kelompok
Sukarno justru membalik fakta dan
menciptakan citra buruk atas
pemberontakan diatas.
Poros Jakarta-Pyongya ng-Peking
yang dibangun saat Sukarno
sangat akrab dengan PKI telah
menjadikan posisi Indonesia
makin terpencil dari dunia
internasional. Sembari menindas
kekuatan demokrasi, Sukarno
memprakarsai demokrasi
terpimpin (1959-1965) yang
sangat jelas merupakan
kediktatoran. Untuk
mengabadikan kekuasaannya,
Sukarno banyak memproduksi
simbol-simbol Jawa agar bisa
diterima oleh masyarakat
Indonesia, khususnya Jawa.
Sedangkan hubungan Indonesia
dengan negara-negara tetangga
juga mengalami kemunduran
dengan dicetuskannya "ganyang
Malaysia".
Sukarno mengalihkan perhatian
masyarakat dari masalah dalam
negeri dengan mencari musuh di
luar-negeri. Berbagai slogan dan
propaganda politik diproduksi
hanya semata untuk memenuhi
hajat Sukarno berkuasa. Mobilisasi
massa dikerahkan untuk dikirim
sebagai sukarelawan/
sukarelawati menghadapi satuan-
satuan tempur elit Inggris (SAS) di
Kalimantan Utara. Bahkan untuk
memobilisasi sukarelawati
menggayang Malaysia, Sukarno
perlu mengeluarkan Kepres tahun
1964 yang menjadikan Kartini
sebagai sosok wanita pejuang
Indonesia. Ribuan nyawa
melayang hanya untuk menjadi
korban ambisi politik Sukarno.
Bahan-bahan indoktrinasi dari
Sukarno telah melahirkan sebuah
ajaran baru selain Marhaenisme.
Yaitu Sukarnoisme, yang
merupakan ajaran bersumber dari
pemikiran-pemik iran Sukarno.
Sukarnoisme banyak diminati oleh
mereka yang terpesona pada
kharisma Bung Karno (BK), selain
juga ada yang mempelajarinya
diluar konteks keterpesonaan
tersebut. Bung Karno sendiri
memang sosok besar dalam
sejarah perjalanan bangsa
Indonesia, sehingga wajar jika dia
ditempatkan dalam sejarah
sebagai proklamator dan sering
dipuja. Tapi, kelompok Soekarnois
telah sangat mengkultuskan sosok
Soekarno hingga sangat tidak
wajar sehingga cenderung kurang
obyektif. Ajaran Soekarno
disebarkan sembari memberangus
prosedur demokrasi.
Di antara ajaran Sukarno yang
menyangkut masalah sosial-politik
dan sosio-ekonomi yang nampak
sangat kuat berada didalam
Manipol USDEK (Manifesto Politik
Undang-Undang Dasar '45,
Sosialisme Indonesia, Demokrasi
Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan
Kepribadian Indonesia), yang pada
dekade '60-an menjadi bahan
indoktrinasi pada masyarakat.
Arahan-arahan yang dikandung
dalam Sukarnoisme lalu
dikembangkan sedemikian rupa
oleh orang-orang dekat BK, demi
kepentingan tertentu. Sehingga
rakyat dihipnotis mengikuti apa
yang diutarakan oleh Sukarno.
Berbagai mitos-mitos bersifat
politis diciptakan pula demi tetap
mengabadikan kekuasaannya. Baik
langsung maupun tidak langsung,
banyak orang-orang yang kagum
pada Sukarno lalu mendewa-
dewakan nya.
Kehadiran Sukarno diidentikkan
dengan kehadiran Ratu Adil yang
berjanji akan membawa rakyat
Indonesia ke pintu gerbang
kemakmuran dan kesejahteraan.
Mitos lain menyebutkan adanya
hubungan Sukarno kepada para
leluhur masa lalu yang juga telah
memegang kekuasaan. Semuanya
itu bertujuan untuk tetap
mengabadikan Sukarno sebagai
lambang kekuasaan tunggal di
Indonesia. Pemitosan Sukarno jelas
kemudian sangat menguntungkan
para politisi di sekitarnya.

cara Ir.Sukarno memilih BH

Suatu hari di tahun 1956, untuk
pertama kalinya Presiden Sukarno
berkunjung ke Amerika Serikat.
Pada kunjungan pertamanya, ia
merasa mendapat sambutan yang
begitu hangat dari rakyat Amerika.
Di antara sela-sela kunjungannya,
Bung Karno menyempatkan diri
untuk berjalan-jalan, menikmati
kota California.
Sesaat, ia teringat pesan istrinya
yang minta dibelikan kutang, alias
BH, atau bra. Ia pun segera menuju
gerai pakaian dalam diantar Ny.
Johnston, janda raja film Amerika.
Di sudut pakaian dalam wanita,
Bung Karno masih kebingungan
bagaimana memilih kalimat yang
pas untuk tujuannya mencarikan
BH titipan istrinya. Sementara, para
penjaga toko sudah gelisah
menunggu “titah” Bung Karno.
Segera Bung Karno nyeletuk,
“Bolehkah saya lihat salah-satu
songkok daging yang terbuat dari
satin hitam itu?”
Gadis penjaga konter BH pun
mengambilkan beberapa buah.
Entah berpura-pura lupa, atau ada
unsur iseng, yang pasti Bung
Karno menunjukkan lagak
kebingungan untuk menentukan
ukuran. Hingga akhirnya ia
berbisik kepada Ny. Jonston,
“Apakah bisa dikumpulkan ke sini
semua gadis penjual, supaya saya
bisa menentukan ukurannya?
Maka… berpawailah gadis-gadis di
hadapan Bung Karno. Tak
dijelaskan, apakah dalam
berparade mereka juga
diharuskan membusungkan
dadanya? Tapi dengan nada
sopan, Bung Karno memandangi
satu per satu dada para gadis
penjual di toko itu. Komentarnya,
“Tidak, engkau terlalu kecil… O,
engkau kebesaran….” sampai
akhirnya Bung Karno menunjuk
seorang wanita dan berkata,
“Yaa… engkau cocok sekali. Saya
akan mengambil ukuranmu,
please….”
Ternyata, Bung Karno tepat
memilih ukuran BH untuk
istrinya.

Daniel Maukar : pilot yg menyerang BUNG KARNO d istana negara dg mig-17

Tiger ngamuk karena bung karno
merebut pacarnya! Betulkah? Tiger
adalah julukan buat daantje, si
pemuda minahasa yang ganteng
dan gagah berani itu. Dia disebut
tiger, karena itu adalah "call sign"-
nya sebagai penerbang. Dengan
menggunakan pesawat tempur
mig-17 dilengkapi canon 23 mm,
digempurnya istana merdeka dan
istana bogor. Juga kilang minyak di
tanjung priok.
sidang mahmil sam karundeng
dan daniel maukar
dia dikenal sebagai satu-satunya
pilot indonesia dalam sejarah yg
berani menyerang istana presiden.
Kejadiannya tanggal 9 maret 1960.
Di jamannya dia disebut sebagai
pilot pesawat tempur terbaik di
tanah air sesudah leo wattimena.
Masih bujangan, waktu itu
pangkatnya letnan udara ii.
Serangan itu bikin pimpinan auri
malu sekali. Kontan kepala staf tni-
au soerjadi soerjadarma
mengajukan pengunduran diri
yang kabarnya ditolak soekarno.
Bagaimana tdk? Soalnya serangan
anak buahnya tadi ditujukan buat
sang pemimpin presiden
soekarno.
Walaupun bgtu, soerjadi sebagai
pimpinan tidak begitu saja lepas
tangan thdp anak buahnya. Di
kemudian hari orangtua daantje
sangat berterimakasih atas peran
soerjadi yang sangat membantu
anak mereka dalam proses
persidangan sampai dibebaskan.
Komentar soerjadi tentang itu,
"danny itu sudah saya anggap
seperti anak sendiri".
daantje atau danny, nama
lengkapnya daniel alexander
maukar. Lahir di bandung 20 april
1932 dari pasangan karel herman
maukar dan enna talumepa.
Meskipun tumbuh dan tinggal
dengan orangtuanya di menteng
jakarta, namun kultur kawanua
tetap kental dalam keluarga itu.
Kecintaannya pada tanah
leluhurnya kemudian membuatnya
bersimpati pada gerakan
permesta, gerakan separatis di
sulawesi utara .
Makar artinya upaya
menggulingkan pemerintah secara
tdk sah. Daniel maukar mmg punya
marga menado "maukar", tapi itu
artinya bukan "makar". Orang
minahasa tahu, kata "maukar"
artinya "menjaga".
Walaupun demikian, si "tiger"
daniel maukar tak mampu
"menjaga" luapan darah mudanya,
sehingga akhirnya memborbardir
istana dengan tembakan. Tak jauh
meleset dari meja kerja bung
karno. Untung saja bung karno
luput dari serangan itu. Karena
sedang berada di gedung dpa
yang terletak di samping istana.
Danny sendiri mengaku tdk berniat
ingin membunuh bung karno.
Karena tahu bung karno itu idola.
Buktinya, serangannya itu
dilakukan setelah yakin bung
karno tidak berada di tempat.
Memang sebelumnya dia sempat
bertanya pada petugas pangkalan
yang baru kembali dari depan
istana. Danny bertanya apakah ada
bendera kuning berkibar di depan
istana. Setelah dijawab tidak,
danny tahu itu artinya bung karno
sedang tidak berada di istana.
Yang menarik, walaupun berani
memborbardir istana, tapi danny
dengan tegas menolak perintah
menyerang markas auri dan lanud
halim perdana kusuma. "itu rumah
saya sendiri". Penolakan ini turut
memberi andil untuk
pembebasannya kemudian, setelah
sempat divonis hukuman mati.
Ketika masih kecil, saya sering
mendengar rumor orang2 dewasa
tentang mengapa danny ngamuk
dengan pesawat jet-nya. Berani
cari gara-gara dengan bung
karno? Wah!terdengar selentingan,
pacar danny direbut bung karno.
Gadis menado cantik pacar danny
yang kabarnya kerja di istana itu,
namanya molly mambo konon
digoda bung karno. Molly juga
bekerja sebagai guru bahasa
inggris, di samping mengajar
senam.
Tapi rumor itu dibantah daniel
maukar dalam wawancaranya
yang dimuat di majalah angkasa.
"itu bohong!", tegasnya. Lalu
kenapa bisa berhembus kabar
bahwa serangannya itu gara2
pacarnya diganggu bung karno?
Danny mengutip dugaan, gosip itu
mungkin sengaja disebarkan CIA.
Karena orang gampang percaya
pada gosip yang mengaitkan bung
karno dengan wanita.
Diakuinya dia mulai termakan
hasutan tentang kisah
ketimpangan pembangunan di
sulawesi utara. Ini tidak adil.
Padahal sulawesi utara sudah
banyak diperas untuk
pembangunan negara. Di
antaranya melalui hasil kopra.
Provokasi itu semakin diperuncing
dengan kisah ttg soekarno yang
mulai main mata dengan komunis.
Itu membuat para pejuang
minahasa di permesta merasa
dikhianati. Padahal tdk sedikit
pejuang minahasa yang ikut
mempertaruhkan nyawa berjuang
merebut kemerdekaan. Sebagai
catatan, umumnya para
pemberontak separatisme di
berbagai daerah ketika itu
(termasuk permesta), adlh pejuang
gagah berani di masa perjuangan
mengusir belanda.
Danny memang sangat mahir
bermanuver tajam dengan jet
mig-17. Bahkan dalam keadaan
mati mesin, dia masih bisa
mendarat dengan selamat. Ada
yang menarik dicatat tentang
pesawat mig-17. Konon
kehandalan jet ini di perang
vietnam (dengan mig-17
penerbang vietnam berhasil
menembak jatuh pesawat
amerika), memicu amerika
membuka pendidikan elit tempur,
united states navy fighter wapens
school atau nama populernya,
sekolah "top gun" yang terkenal
itu.
Begitulah. Danny penerbang
tempur handal. Pihak lain butuh
kehandalannya. Maka provokasi
pun semakin dilancarkan, yang
bikin darah muda danny semakin
mendidih. Mungkin dengan cara
begini danny bisa direkrut.
Beberapa kalangan menganalisis
bahwa provokasi di masa itu
adalah cara cia memecah-belah.
Soalnya amerika keder juga kalau
indonesia semakin merapat ke
rusia, sang musuh bebuyutan as.
USA dan Rusia memang bersaing
sengit untuk merangkul indonesia
yang kaya sumber daya alam.
Sehingga taktik memecah belah
jadi cara ampuh untuk mengail di
air keruh. Taktik divide et impera.
Bikin dua bersaudara berduel.
Setelah keduanya lemah, pihak luar
masuk untuk menguasai.
Kembali ke cerita tentang molly
tadi. Apa betul molly mambo itu
pacarnya danny? "ya, memang
betul kami sempat bertunangan,
tapi kami tidak berjodoh sampai
ke pernikahan", kata danny. Lalu
ditambahkannya dengan serius,
"walau bgtu, penyerangan ke
istana itu tidak ada sangkut
pautnya dengan molly. Sungguh.
Tapi biarpun saya sudah berkali-
kali bilang begini, masih banyak
juga yang bilang saya bohong".
Dikatakannya, dia merasa geli
bahwa orang-orang percaya
dengan rumor itu. Termasuk
teman-teman kuliah molly di ikip
jakarta.
Sebelum melancarkan serangan
itu, di bandung dia sempat
memberi kecupan mesra pada
molly yang ikut mengantarnya ke
lanud hussein sastra negara. Lalu
dari bandung, dengan pesawat
mig-17 itu dia melesat ke jakarta
memulai misi rahasianya. Serangan
itu akhirnya gagal karena tidak
adanya koordinasi yang baik.
Setelah kehabisan bahan bakar,
pesawatnya mendarat darurat di
persawahan garut, jawa barat.
Para ahli penerbangan sendiri
heran, bagaimana dia bisa
melakukan pendaratan darurat
belly landing dengan begitu baik.
Dan anehnya...selam at! Setelah
mendarat itu, rencananya dia akan
bergabung dengan pasukan darul
islam. Tapi belum sempat, tni
sudah keburu menangkapnya.
Di balik serangan itu juga,
diketahui keterlibatan sam
karundeng, seorang tokoh
permesta. Serangan danny diduga
tercetus atas perintah sam
karundeng. Daniel maukar
mengakui bahwa dia kecewa
dengan cara soekarno
memberantas gerakan permesta,
yang di matanya mereka itu adalah
pejuang-pejuang berjasa bagi
negara. Permesta hanya ingin
pembenahan otonomi, separatis
bukanlah tujuan.
Penyerangannya ke istana adalah
ekspresi kekecewaannya sekaligus
untuk "memperingatkan " bung
karno. Daniel maukar divonis
hukuman mati. Tapi berkat lobby
beberapa pihak, presiden
soekarno mengampuninya.
Akhirnya tahun 1968 di era
suharto, daniel maukar pun
menghirup udara bebas di luar
tahanan.
Ada cerita menarik di balik
mendekamnya Danny di tahanan.
Aktris Rima Melati yang nama
aslinya Marjolein (Lientje)
Tambayong, suatu hari menjenguk
mantan pilot itu di LP Cipinang. Dia
mmg kadang menjenguk bersama
Vivi Maukar. Sebagai dua gadis
Kawanua di tanah rantau, Rima
memang bersahabat baik dengan
Vivi, adik Danny.
Dari seringnya menjenguk, Rima
Melati mengaku kepincut dengan
si Danny. Lalu Rima Melati (nama ini
pemberian Bung Karno), yang
memang akrab dengan Presiden
pertama itu, memohon keringanan
hukuman buat Danny. Bung Karno
tanya, "Dia sudah menyesal
nggak?". Bung Karno bilang dia
bisa membebaskan Maukar asal
ada surat pernyataan penyesalan
dari yang bersangkutan.
Maksudnya agar Bung Karno
punya dasar tertulis untuk
mengeluarkan putusan grasi.
Saran Bung Karno ini disampaikan
ke Daniel Maukar. Tapi dasar Tiger
ttp sekokoh pesawat tempurnya.
Danny tak prnh mau membuat
surat penyesalan itu. "Saya jadi
benci dia", kata Rima.
Bung Karno tahu, idealisme
perjuangan Danny sebagai anak
muda telah ditunggangi oleh
beberapa kepentingan di baliknya.
Dan Bung Karno sgt paham bahwa
Danny tidak pernah berniat ingin
membunuhnya. Di balik segala
kontroversi tentang Daniel Maukar,
tak sedikit perwira AURI yang
diam-diam menyimpan
kebanggaan pada pemuda ini.
Stlh mendapat pengampunan dari
Soekarno, lepas dari penjara Danny
harus melupakan karir
penerbangan, tapi mdpt pensiun
penuh. Lolos dari hukuman mati,
dinilainya sebagai mukjizat. Karena
itu Danny mengakui jadi lbh
menghargai hidupnya. Sebagai
tanda syukur, selepas dari penjara
diabdikannya seluruh hidupnya
untuk bekerja di ladang Tuhan
sebagai pendeta. Pekerjaan
kerohanian itu terus ditekuninya
hingga tutup usia tahun 2007,
dalam usia 72 tahun di Jakarta.
Hanya 1 hal yang dibutuhkan
untuk membuat hidup berubah
haluan 180 derajat. Yaitu nekat.
Hasilnya ditentukan oleh
bagaimana cara melakukan
kenekatan itu. Dengan jet Mig-17,
tujuan Danny melesat cepat bak
mustang. Begitu cepatnya,
sehingga ketika mendarat di
sawah, secepat itu juga Danny
sadar bahwa dirinya telah tersesat.
Tersesat? Bukan hanya Danny. Itu
bisa saja dialami oleh setiap orang.
Tapi tidak setiap orang
seberuntung Danny yang bisa
membenahi hidupnya untuk tidak
terus tinggal dalam kesesatan
> Jakarta, Kompas - Mantan
penerbang TNI Angkatan Udara
yang menembak
Istana Merdeka dari pesawat
MIG-17, Daniel Maukar, meninggal
dunia
dalam usia 72 tahun, Senin (16/4)
pagi di Rumah Sakit Cikini, Jakarta.
Jenazah akan dimakamkan hari
Selasa ini di TPU Pondok Rangon
dan
diberangkatkan pukul 10.00 dari
rumah duka di RS Cikini.
> Letnan Dua Penerbang Daniel
Maukar pada 9 Maret 1960
menerbangkan
MIG-17 dan melepaskan peluru
kanon 23 mm dari pesawat
tempur itu ke
Istana Merdeka dan jatuh tepat
sasaran dekat meja kerja Presiden
Soekarno. Beruntung waktu itu
Presiden Soekarno sedang berada
di
Gedung DPA yang terletak di
sebelah kiri Istana.
> Banyak pihak memercayai
tembakan ke istana oleh seorang
perwira muda
waktu itu bukan karena alasan
politis, melainkan lebih karena
alasan
pribadi.
> Maukar kemudian mendaratkan
pesawat tempur buatan Uni Soviet
itu di
persawahan Kadungoro, Leles,
Garut, Jawa Barat.
> Para ahli penerbangan dari Uni
Soviet waktu itu tak habis pikir
bagaimana ia mampu
mendaratkan MIG-17 tersebut
dengan sangat baik,
tanpa menimbulkan kerusakan
berarti. Maukar sendiri keluar
dengan
tenang dari pesawat. Ia lalu
ditangkap pasukan TNI.
> Sesudah peristiwa itu, KSAU
Suryadarma bergegas ke Istana
Merdeka
untuk melihat akibat- akibat
tembakan itu, lalu membuka tanda
jabatannya serta menyerahkannya
kepada Presiden Soekarno. Ia
mengundurkan diri.
> Daniel Maukar kemudian dijatuhi
hukuman mati oleh Mahkamah
Militer
Angkatan Udara. Namun, eksekusi
itu tak dilaksanakan. Ia dibebaskan
dari penjara tahun 1968.
Berbagai spekulasi memang
merebak di balik insiden yang
mencoreng auri tersebut. Yang
jelas, letnan daniel memang sudah
merencanakan aksi nekatnya itu. Ia
bahkan sudah menetapkan target
dan jalur pelarian. Begitu lepas
landas dari bandara kemayoran, ia
membawa pesawatnya memutar
menuju plumpang, mencoba
menembak depot minyak milik
shell, setelah itu banting setir ke
kanan menuju istana merdeka.
Dari sana, daniel ngebut ke bogor
untuk memberondong istana
bogor, baru kemudian kabur ke
arah garut. Ia mendarat darurat di
pesawahan di daerah kadungora,
garut, untuk tak lama kemudian
ditangkap aparat keamanan.
Meskipun gagal meledakkan depot
minyak shell, serta hanya
menyebabkan lecet tak berarti di
istana merdeka, dan menuai
cercaan, tapi banyak kalangan
penerbang mengakui bahwa aksi
itu hanya bisa dilakukan oleh pilot
brilian, mengingat tingkat
kesulitan manuver-manuver yang
harus dilakukannya. Sekaligus juga
sebagai ajang pembuktian
kemampuan manuver mig-17f
fresco, yang disebut-sebut sebagai
penempur lincah ini.
Ni tandanya dia adalah pilot yang
hebat,
Daniel Maukar menolak tegas jika
aksinya menembak Istana Merdeka
(bukan Istana Merdeka Selatan)
dikait-kaitkan dengan rumor Molly
Mambo, sang kekasih. “Aksi ini
murni dari saya, bukan karena
rumor Molly direbut Bung Karno,”
aku Daniel Maukar dengan mimik
serius.
Apalagi untuk membunuh
Soekarno, Presiden RI, sama sekali
tidak ada dalam benak Dani.
Bahkan selama masa persiapan
aksinya, berkali-kali Dani
menegaskan sikapnya, “Jangan
main-main loh, ini nyawa orang,
nyawa presiden,” kata Dani. Lagi
pula seluruh pejuang Permesta
Sulawesi Utara yang berada di
Jakarta dengan sandi “Manguni”
dipimpin Ventje Sumual dan Sam
Karundeng, tahu betul bahwa BK
adalah idola. “Mereka hanya
kecewa. Kekecewaan kepada
presiden dan penembakan itu
adalah tanda ketidaksetujuan ,”
jelas Dani.
Dani mengaku geli dengan dikait-
kaitkann ya Molly dalam peristiwa
itu, bahkan banyak yang percaya
termasuk teman-teman Molly di
IKIP Jakarta. Ketika berada di
penjara, Dani banyak belajar
bahwa sangat dampang
memunculkan gosip untuk
membuat orang percaya. “Walau
saya katakan berkali-kali mereka
tetap katakan saya bohong,”
kenang Dani.
“Molly memang tunangan saya
namun kami tidak sempat kimpoi.
Jadi gosip bahwa Molly direbut
Bung Karno lalu membuat Maukar
marah, bohong. Ada yang bilang
itu dilansir orang Amerika,” kata
Dani.
Nancy pun sependapat dengan
abangnya. “Saya kira isu itu
sengaja dihembuskan orang-
orang tertentu untuk
mengaburkan otak dibalik
peristiwa itu,” jelas Nancy. Serupa
dengan Nancy Maukar, Marsda
(Pur) Ibnoe Soebroto yang
mengaku sahabat dekat Dani juga
beranggapan begitu. “Isu diluar
pacarnya diambil Bung Karno, itu
isu dan saya tidak yakin,” kata
Soebroto ketika dijumpai di
kediamannya.
Dani mengaku mulai didekati
secara sistematis oleh Manguni
sejak kepulangannya dari Mesir
akhir 1958. Berbagai rencana
sampai ke telinganya, namun Dani
tak pernah menanggapi serius.
Termasuk rencana kakaknya
Herman untuk menyabotase kapal
tanker yang mau membawa
minyak ke Sumatera.
“Bagaimana caranya,” tanya Dani
kepada Herman yang dengan
entengnya menjawab akan
menaruh dinamit pada kayu-kayu
penahan dermaga yang akan
meledak ketika tersenggol kapal.
Namun Dani tak habis pikir, mau
berapa banyak dinamit dipasang.
“Pokoknya pasang secukupnya,”
jawab Herman seingat Dani. Dani
pun akhirnya menasehati, bahwa
dinamit tidak akan mampu
menjebol beton, “Sama saja
dengan pasang petasan.” Lebih
gila lagi, mereka merencanakan
menyelam dengan snorkel saat
memasang. “Cara berpikir Herman
memang nekat.” Lain kesempatan
Herman bermaksud meledakan
kereta api pembawa bensin. Usaha
ini pun gagal karena keburu ada
pemeriksaan perlintasan rel kereta
api.

Bung Karno Menjadi Komunis Atau TIDAK

Dalam menghadapi tokoh dunia
yang seide Bung Karno akan tampil
begitu manisnya, tapi dia akan
begitu garang bila menghadapi
tokoh-tokoh Negara besar yang
tidak memberikan rasa hormatnya
kepada Indonesia.
Nah, ini adalah sekelumit pujian
Bung Karno kepada Mao. Pertama,
ia memuji Mao sebagai seorang
pemimpin yang cerdik. Dikisakan,
pada satu periode, Negeri Tirai
Bambu itu terancam bahaya
kelaparan. Tanaman padi, jagung,
dan gandung yang ditanam para
petani, terancam gagal panen.
Ancaman terhadap produksi
bahan pakan negeri dengan
penduduk terbesar di dunia itu,
datang dari jutaan burung pipit
yang hidup liar di seantero negeri.
Betapa tidak, tatkala bulir-bulir
padi mulai ruah, kawanan burung
pipit menyerbunya habis. Pohon
padi yang siap panen pun
menjulang tanpa isi. Sebuah
ancaman kelaparan sungguh
tampak di pelupuk mata.
Mao Zedong menerapkan strategi
jitu guna menuntaskan hama
burung pipit di negerinya. Mao
tahu, burung pipit hanya punya
kemampuan terbang terus-
menerus selama empat jam. Maka,
pada suatu ketika, Mao
memerintahkan rakyatnya yang
waktu itu berjumlah 600 juta,
untuk secara serentak memukul
tong-tong dari bambu, mengoyak-
oyak pepohonan, berteriak-teria k
atau berbuat sesuatu untuk
menghalau burung pipit.
Perintah Mao dipatuhi. Alhasil,
suatu hari, sejak pukul lima pagi
hingga jam sembilan, ratusan juta
rakyat di seluruh penjuru negeri
melaksanakan perintah Mao.
Gaduhlah negeri itu. Syahdan… jam
sembilan lebih 30 menit, kurang
lebih, jutaan burung pipit
berjatuhan, lemas menggelepar di
tanah. Sontak jutaan rakyat Cina
menangkap, memungut,
menggoreng dan memakannya.
Persoalan pun teratasi.
Bung Karno sangat sering menyitir
kejadian di atas dalam banyak
kesempatan, di banyak negara. Tak
heran jika sebagian orang yang
tidak menangkap substansi,
langsung menuding Bung Karno
berbaik-baik dengan tokoh
komunis. Bahkan tidak sedikit
yang menuding adanya
kecenderungan Bung Karno
menjadi komunis.
Atas tudingan sampah tadi, Bung
Karno lewat buku yang ditulis
Cindy Adams menukas, “Aku akan
memuji apa yang baik, tak
pandang sesuatu itu datangnya
dari seorang komunis, Islam, atau
seorang Hopi Indian. Akan tetapi,
betapa pun, pandangan dunia luar,
maka terhadap persoalan apakah
aku akan menjadi komunis atau
tidak, jawabnya ialah: T-I-D-A-K!”
Bahwa ia bersahabat baik dengan
Moskow dan Beijing, Bung Karno
bardalih karena memang kedua
negara –yang kebetulan komunis–
itu begitu menghormati dan
mengagungkan Bung Karno. Ia
mengambil contoh, saat
berkunjung ke Moskow, 150 orang
Rusia berbaris untuk menyanyikan
lagu “Indonesia Raya” sebagai
penyambutan terhadap
kedatangan Bung Karno di
lapangan terbang, sungguhpun
Bung Karno datang dengan
pesawat terbang Amerika (PanAm).
Atas peristiwa itu, Bung Karno
mengaku terharu, bahkan air
matanya berlinang-linan g.
Demikian pula ketika Bung Karno
berkunjung ke Cina. Di Beijing,
rakyat Cina menyambut
kedatangan Bung Karno dengan
arak-arakan pawai raksasa serta
tembakan penghormatan. Bung
Karno bahkan bisa merasakan,
orang-orang yang ikut dalam
rombongannya, ikut merasakan
bangga. Bangga karena bangsa
Indonesia yang telah diinjak-injak,
kini telah mengambil tempatnya,
berdiri di antara bangsa-bangsa
besar.

Peristiwa G 30 S / PKI Hal 2

perencanaan pemberontakan.
Akhirnya, Mahkamah Militer Luar
Biasa (Mahmilub) memutuskan ia
bersalah. Proses pemeriksaannya
seperti terburu-buru. Prinsip
Mahmilub itu kan harus cepat
selesai. Jadi, tidak bolak-balik
seperti pengadilan biasa. Sejak
pemeriksaan awal, oditur
(penuntut) sudah ikut. Jadi, pada
waktu pemeriksa menyatakan
selesai, oditur juga sudah siap. Ini
untuk menghindari saat berkasnya
diajukan pemeriksa, lalu jaksanya
bilang, "Wah, kurang anu,"
dikembalikan, lalu diperiksa lagi.
Jadi, berdasarkan keterangan saksi
dan bukti yang terungkap dalam
pemeriksaan, oditur sudah yakin
bahwa yang bersangkutan
memang masuk golongan A. Anda
tadi menyebut soal daftar tokoh
PKI. Dari mana itu diperoleh?
Aparat keamanan seperti
kepolisian, kejaksaan, dan CPM
sudah memiliki data itu, khususnya
bagian yang mengawasi aktivitas
politik. Sejak kapan daftar itu
dibuat? Sejak pemberontakan PKI
Madiun 1948, aparat mulai
menyelidiki sisa-sisa tokohnya.
Waktu itu, karena ada Agresi
Belanda II, penanganan peristiwa
Madiun itu kan tidak tertib. Tokoh
PKI itu tak semuanya bisa kita
"ambil". Tapi kami mulai meneliti
siapa itu Aidit, misalnya. Juga
termasuk daftar yang dibuat Dinas
Rahasia Amerika (CIA)? Aduh, saya
tak begitu mengetahui soal itu.
Tapi, sewaktu melaksanakan
pemeriksaan, saya tak pernah
memegang daftar itu. Tapi
keterlibatan CIA memang ada? Oh,
enggak. Bukan tak mau menjawab,
tapi saya benar-benar tak tahu soal
itu. Sama sekali tidak ada tekanan
dari luar negeri? Tidak ada. Paling-
paling wartawan asing yang
datang mencari berita. Setelah
dilepas, beberapa tahanan PKI
menyangkal sejarah G30S-PKI versi
pemerintah selama ini. Misalnya
Latief, yang mengaku telah
memberi tahu Soeharto
sebelumnya. Begini, untuk
menjawab itu, saya ingin
menceritakan satu hal. Suatu hari,
seorang wartawan kawan saya
mengundang saya makan bersama
Latief. Saya menolaknya, "Mau apa?
Mau dibohongi? Kamu kan lebih
tahu bagaimana Latief itu." Malam
itu (sehari sebelum G30S-PKI
meletus), Latief bukan hanya
bertemu dengan Pak Harto. Ia juga
bertemu dengan Pak Nas (A.H.
Nasution). Di rumah Pak Nas, ia
diterima adik Bu Nas. Latief tanya,
"Pak Nas bangun pagi jam berapa?
Salat subuh jam berapa? Makan
pagi jam berapa?" Dia mengecek
jadwal Pak Nas. Itu intinya. Setelah
dibebaskan, ia mengeluh kenapa
pemerintah tidak berbelas kasihan.
Ya, karena pasukan dia yang
menyerbu rumah Pak Nas. Kalau
soal pertemuan dengan Soeharto?
Sekarang ada anggapan
keterangan Latief itu seolah-olah
benar. Ia mengaku bertemu
dengan Soeharto, dan sebagainya.
Tapi ada satu bukti, sewaktu ia
tertangkap setelah ditembak, di
sakunya ada surat dari Mayor
Jenderal TNI Pranoto
Reksosamodra (Asisten III Menteri
Panglima Angkatan Darat yang
dinyatakan terlibat G30S-PKI).
Isinya kira-kira, "Saya (Pranoto) tak
lagi bisa menolong kamu." Surat
itu kan mestinya jawaban dari
surat Latief. La, kalau memang
Latief lebih dekat dengan Pak
Harto, kenapa dia tidak lantas
minta tolong saja kepada Pak
Harto? Kenapa minta tolong
kepada Pranoto? Dari situ saya
menilai apa yang diomongkan
Latief itu banyak bohongnya. Dia
juga bilang bukan PKI. Itu bohong.
Latief mengikuti rapat pertama
yang membahas operasi
penangkapan Dewan Jenderal itu.
Bahkan, dua kali rapat itu diadakan
di rumahnya sendiri. Saat operasi,
ia aktif di Lubangbuaya, mengatur
pasukan. Saat pemeriksaan
Teperpu dan di sidang Mahmilub,
ia terbukti terlibat. Apa pun
penilaian orang, kalau
keterlibatannya tak cukup bisa
dibuktikan, tak mungkin ia divonis
hukuman seumur hidup. Tapi
kenapa penjelasan Soeharto soal
pertemuannya dengan Latief
berubah-ubah? Satu waktu ia
mengaku ditemui Latief, lain waktu
ia menyangkalnya. Tak tahu saya.
Itu urusan Pak Harto. TNI Angkatan
Udara akan menerbitkan buku
untuk meluruskan sejarah AU
dalam peristiwa G30S-PKI.
Bagaimana sebenarnya
keterlibatan Kepala Staf AU waktu
itu, Omar Dhani? Omar Dhani
terbukti terlibat. Dia mempercayai
hasutan PKI dan masuk arus
taktiknya, sampai ia meyakini apa
yang dilakukan PKI itu benar.
Misalnya soal Dewan Jenderal. Tapi,
dalam hal AURI, ya, seharusnya
dipisahkan. Boleh saja mereka
ingin meluruskan sejarah. Tapi,
mengenai peranan Omar Dhani
dan keterlibatan beberapa
perwira, itu sudah terbukti. Karena
Omar Dhani memasukkan senapan
Chung dari RRC, yang lalu
dipergunakan PKI? Itu salah
satunya. Indikasi lain, dia adalah
teman D.N. Aidit. Malam itu (30
September), Aidit berada di Bandar
Udara Halim Perdanakusuma,
Jakarta. Dia kabur menggunakan
pesawat AURI. Tanpa izin Omar
Dhani, mestinya itu kan sulit.
Mungkin bisa dikatakan, Omar
Dhani tidak tahu-menahu, kan itu
urusan pimpinan pangkalan. Tapi,
faktanya, Aidit ada di situ, lantas
ada penggunaan pesawat. Itu
sesuatu yang unik untuk
melepaskan keterlibatan Omar
Dhani dari operasi PKI. Jadi,
menurut saya, kalau memang mau
meluruskan sejarah, ya,
berkonsultasilah dulu dengan
Pusat Sejarah ABRI. Bukankah yang
jelas terlibat hanya Mayor Udara
Sujono? Ya. Tapi ada indikasi kuat
soal penggunaan pesawat oleh
Aidit itu. Dalam Mahmilub juga ada
banyak keterangan yang
mengukuhkan keterlibatan Omar
Dhani ini. Waktu itu, dia divonis
hukuman mati. Benarkah tim
forensik saat itu tidak menemukan
indikasi penyiksaan secara sadistis
pada jenazah Tujuh Pahlawan
Revolusi? Sejauh yang saya lihat,
memang ada banyak tanda bekas
siksaan. Kami menemukan memar
dan luka pada beberapa bagian
badan. Secara umum, semua
jenazah luka-luka. Tapi kan mereka
baru ditemukan beberapa hari
kemudian. Anda melihat dengan
mata kepala sendiri? Ya. Dan ada
luka sayatan atau alat kelamin yang
tidak utuh, misalnya? Disayat-sayat
itu pengertiannya bagaimana?
Pokoknya, ada bekas siksaan.
Kenapa kudeta PKI?dengan massa
sekitar 3 juta orang?itu begitu
mudah ditumpas? Mengapa
pemberontakannya hanya satu
hari selesai? Itu kan pertanyaan
Anda? Itu karena pemberontakan
tersebut tidak didukung kekuatan
yang betul-betul kuat. Menurut
perhitungan Aidit semula,
rencananya sudah matang. Mereka
pikir, jika Pulau Jawa sudah bisa
direbut, Indonesia bisa dikuasai.
Tapi kekuatan mereka ternyata tak
seimbang untuk menghadapi ABRI.
Saat Bandara Halim bisa direbut
ABRI kembali, kekuatan mereka
yang semula sekitar empat kompi
menyusut menjadi dua kompi. Itu
atas usaha Pak Harto yang
menugasi beberapa perwira untuk
mempengaruhi komandan mereka
untuk bergabung kembali dengan
TNI. Jadi, gerakan itu ternyata
hanya sebegitu. La, rakyat tak
bersenjata kok diminta
menghadapi ABRI? Mana bisa
mereka diandalkan? Bagaimana
dengan dugaan peristiwa itu
adalah konflik internal AD sendiri?
Begini, sejak kelahirannya, PKI
telah menyusun rencana
sedemikian rupa untuk secara
bertahap menguasai negara. Itu
sudah banyak terbukti. Misalnya
pemberontakan PKI Madiun pada
1948 yang dipimpin Muso. Sejak
saat itu, mereka gencar melakukan
infiltrasi ke beberapa perwira
ABRI, untuk suatu saat bisa
dikerahkan. Mereka juga berhasil
mematahkan saingan politiknya
lewat Bung Karno sehingga Partai
Sarekat Islam dan Masyumi
akhirnya dibubarkan. Cuma, waktu
itu PKI masih terbentur kekuatan
Angkatan Darat. Dicarilah akal. Lalu,
diisukan adanya Dewan Jenderal
yang akan mengadakan kudeta.
Anggotanya sengaja ditiup-tiupkan
Aidit terdiri atas orang-orang yang
memang anti-PKI. Jadi, tidak benar
itu adalah gerakan AD. Menurut
informasi yang ada, itu memang
gerakan PKI. Yang aneh, kenapa
Soeharto tidak menjadi target
pembunuhan, padahal saat itu dia
adalah orang nomor tiga di ABRI?
Itu saya enggak tahu, tapi memang
Pak Harto tidak jadi sasaran.
Soeharto tidak dianggap musuh
PKI? Oh, bukan begitu. Pak Harto
tidak pernah terpengaruh PKI.
Sepanjang kedekatan saya dengan
beliau saat menjadi Panglima
Daerah Militer Diponegoro, tak ada
tanda-tanda itu. Walaupun, saat itu
di Ja-Teng, pengaruh PKI amat
kuat. Latief dan Untung kan
pernah menjadi anak buahnya?
Untung dan Latief itu memang
bekas anak buah Pak Harto. Tapi
begini. Beliau itu sangat
memperhatikan anak buahnya.
Ketika Untung kawin, misalnya, Pak
Harto datang. Itu kan lumrah
karena beliau waktu itu
pemimpinnya. Saat itu, Pak Harto
menjabat komandan brigade,
Untung menjadi komandan kompi.
Menurut saya, tak ada yang aneh
kenapa beliau tidak dijadikan
sasaran. Saat itu, pemegang policy
ada di luar AD, tapi di SUAD (Staf
Umum Angkatan Darat). Pak Harto
kan di pasukan. Nah, yang
dianggap penting oleh PKI kan
orang-orang yang memegang
policy di SUAD itu. Apa komentar
Anda soal tahanan politik (tapol)
PKI yang sudah dibebaskan?
Pernyataan mereka setelah keluar
dari tahanan itu aneh. Mereka
memanfaatkan kemerdekaan
berpendapat sekarang ini untuk
membersihkan diri dari noda yang
pernah mereka perbuat. Mereka
memutarbalikkan sejarah. Seperti
Gerwani (Gerakan Wanita
Indonesia, organisasi wanita
onderbouw PKI), kok, mereka
bilang tak pernah bersalah.
Padahal, menurut kenyataan,
Gerwani jelas-jelas mendukung
pemberontakan itu. Saya harap
masyarakat tidak mudah
mempercayai kata-kata mereka.
Jadi, Anda yakin hasil pemeriksaan
Teperpu itu seratus persen benar?
Saya yakin apa yang sudah
diputuskan pengadilan itu seratus
persen benar. Bagaimanapun,
pengadilan mengambil keputusan
bukan atas nama individu, tapi
demi Tuhan. Memang, dalam
proses penahanan, karena ada
begitu banyak orang yang harus
diperiksa, bisa saja terjadi
kekurangtertiban.

Peristiwa G 30 S / PKI

Kisah G30S PKI Yang Penuh Dengan
Tanda Tanya Besar Pelurusan
Sejarah diambil dari seluruh Versi
G30S Oleh Dr Asvi Warman Adam
(versi sejarahwan) Pelurusan
sejarah, berarti menjadikan
sejarah yang dulu seragam
menjadi beragam. Bila dulu hanya
ada satu versi mengenai Gerakan
Tiga Puluh September 1965 (G30S),
kini muncul berbagai versi. Selama
Orde Baru hanya dikenal dan
diperbolehkan satu versi: Partai
Komunis Indonesia (PKI) adalah
dalang G30S. Namun, terbitnya
buku-buku yang ditulis tokoh kiri
seperti Kolonel Latief dan Sulami
Sekretaris Gerwani, memperkuat
alasan untuk meragukan versi
pemerintah. Mereka mengaku
disiksa sebelum dan sesudah
masuk penjara. Dari proses
pemeriksaan yang penuh siksaan,
tentu hanya dihasilkan laporan dan
persidangan yang disampaikan
secara terpaksa meski tidak benar
demikian. Padahal, alasan utama
menganggap PKI sebagai dalang
G30S adalah pengakuan tokoh-
tokoh kiri itu. Maka, muncul versi
lain yang sebetulnya sudah terbit
di luar negeri, hanya saja belum
bisa beredar di Indonesia semasa
Soeharto berkuasa. Misalnya
pendapat dua ilmuwan Cornel
University-AS, Benedict R Anderson
dan Ruth Mc Vey, bahwa peristiwa
G30S merupakan puncak konflik
intern di tubuh Angkatan Darat.
Harold Crouch mengatakan,
menjelang tahun 1965, SUAD (Staf
Umum Angkatan Darat) pecah
menjadi dua faksi. Kedua faksi ini
sebetulnya sama-sama anti-PKI,
tetapi berbeda sikap dalam
menghadapi Presiden Soekarno.
Yang pertama adalah "faksi
tengah" yang loyal terhadap
Presiden Soekarno, dipimpin Men/
Pangad Letjen A Yani, hanya
menentang kebijakan Soekarno
tentang persatuan nasional,
dimana PKI termasuk di dalamnya.
Kelompok kedua, "faksi kanan"
bersikap menentang kebijakan
Yani yang bernapaskan
Soekarnoisme. Dalam faksi ini ada
Jenderal Nasution dan Mayjen
Soeharto. Menjelang tahun 1965,
Soekarno mencium faksionalisme
itu dan mulai memecah belah
kedua kubu itu. Peristiwa yang
berdalih menyelamatkan Soekarno,
sebenarnya ditujukan bagi
perwira-perwira utama dalam
"faksi tengah". Dengan demikian,
menurut Cornel Paper, akan
melapangkan jalan bagi perebutan
kekuasaan oleh kekuatan sayap
kanan AD. Selain mendukung versi
itu, WF Wertheim menambahkan,
Syam Kamaruzaman yang dalam
buku Putih Sekneg disebut sebagai
Kepala Biro Chusus Central PKI
adalah "agen rangkap" yang
bekerja untuk Aidit dan AD. Bukan
hanya lembaga dan kelompok,
pribadi tokoh pun dikaitkan
dengan peristiwa itu. Menurut
Antonie Dake dan John Hughes,
Presiden Soekarno terlibat dalam
intrik itu. Menurut mereka, G30S
adalah skenario yang disiapkan
Soekarno untuk melenyapkan
oposisi sebagian perwira tinggi
AD. PKI ikut terseret akibat amat
tergantung kepada Soekarno.
Belakangan, pejabat yang disoroti
punya andil dalam gerakan itu
adalah Jenderal Soeharto
sebagaimana dituduhkan oleh
bekas anak buahnya, Kolonel Latief.
Keterlibatan CIA Di luar negeri,
seperti di AS dan Inggris,
perkembangan sejarah "yang
gelap" itu cukup menggembirakan,
karena setiap periode (25-30
tahun) ada arsip-arsip yang boleh
dibuka untuk umum (declassified).
Dengan demikian, dari waktu ke
waktu senantiasa muncul data-
data baru misalnya mengenai
keterlibatan Pemerintah AS dan
Inggris (terutama dinas rahasia CIA
dan M16) dalam kasus tahun 1965.
Seperti terlihat dalam dokumen
mengenai politik luar negeri AS
tahun 1964-1968 mengenai
Indonesia, Malaysia, dan Filipina
yang sempat dipasang pada salah
satu situs Internet. Sebagai
konsekuensi dari perang dingin
antara blok kapitalis dengan blok
komunis, AS-saat itu menghadapi
Vietnam Utara yang dibantu Uni
Soviet-berkepentingan agar
Indonesia tidak jatuh ke tangan
kelompok kiri. CIA membantu
dengan berbagai cara dan
pengucuran dana, segala usaha
untuk menghancurkan PKI. Dalam
dokumen itu terungkap bantuan
yang diberikan pihak AS sebanyak
Rp 50 juta (?) kepada KAP (Komite
Aksi Pengganyangan) Gestapu
melalui perantaraan Adam Malik.
Sebagaimana diketahui, KAP
Gestapu dipimpin Subchan ZE
(almarhum) dari NU dan Harry Tjan
Silalahi (Katolik). Menurut David T
Johnson (1976), ada enam
skenario yang dapat dijalankan
Amerika Serikat dalam
menghadapi situasi yang
memanas di Indonesia menjelang
tahun 1965: 1) Membiarkan saja,
2) Membujuk Soekarno mengubah
kebijakan, 3) Menyingkirkan
Soekarno, 4) Mendorong Angkatan
Darat mengambil alih kekuasaan,
5) Merusak kekuatan PKI, 6)
Merekayasa kehancuran PKI
sekaligus kejatuhan Soekarno.
Ternyata skenario terakhir yang
dianggap paling menguntungkan
dan tepat untuk dilaksanakan.
Indikasi keterlibatan pemerintah/
Dinas Rahasia Inggris dan Australia
juga ada. Namun, hal itu lebih
tampak setelah peristiwa G30S.
Pihak Inggris membantu
propaganda untuk
menghancurkan PKI. Dalam buku
Roland Challis (2001)-koresponden
BBC yang berkedudukan di
Singapura dan sering ke Jakarta
menjelang peristiwa G30S-
terungkap, tahun 1962 sudah ada
komitmen antara Presiden AS John
F Kennedy dengan Perdana Menteri
Inggris Harold Macmillan bahwa
Soekarno mesti di-"likuidasi".
Tentara AL Inggris yang berbasis
di Singapura siap membantu
Pemerintah Indonesia untuk
menghadapi ancaman jatuhnya
Indonesia ke tangan komunis.
Menurut Mike Head (1999) "peran
Australia adalah sama aktifnya
dengan peran Pemerintah AS,
meski skalanya lebih kecil. Dalam
telegram yang dikirim dari dan ke
kedutaan Australia di Jakarta,
tercermin sikap bahwa Soeharto
"harus bersikap lebih keras untuk
menghancurkan semua dukungan
bagi PKI". Aspek Lokal dan Kodam
Diponegoro Tulisan Coen
Hotzappel (dalam Journal of
Contemporary Asia, vol 2, 1979)
dapat dipandang dalam konteks
skenario nomor 6 yang
dikemukakan David T Johnson di
atas. Operasi G30S dilakukan oleh
tiga pasukan yaitu Pasopati,
Pringgodani (dalam versi sejarah
resmi disebut Gatotkaca), dan
Bimasakti. Penculikan para jenderal
dilakukan oleh pasukan Pasopati.
Setelah itu mereka diserahkan
kepada pasukan Pringgodani yang
mengoordinir kegiatan di Lubang
Buaya, sedangkan pasukan
Bimasakti bertugas menguasai RRI,
Telekomunikasi, dan teritorial.
Bersumberkan hasil pengadilan
Untung dan Nyono, Coen Hotzappel
mencurigai kegiatan pasukan
Pringgodani yang melaksanakan
kegiatan kudeta yang memang
dirancang untuk gagal.
Pembunuhan beberapa Jenderal
yang belum semuanya tewas di
Lubang Buaya dilakukan oleh
pasukan Pringgodani. Gugurnya
para perwira tinggi AD itu
menyebabkan Presiden Soekarno
tidak mau mendukung gerakan itu
dan memerintahkan kepada
Brigjen Suparjo untuk
menghentikan operasinya. Coen
menuding Sjam dan Mayor Udara
Sujono sebagai tokoh sentral yang
mengendalikan pasukan
Pringgodani itu. Plot yang tidak
matang itu menyebabkan G30S
dapat ditumpas dengan cepat dan
kemudian PKI yang dianggap
sebagai dalang kudeta itu
dihancurkan, sedangkan Soekarno
yang tidak mau mengutuk PKI
dijatuhkan. Analisis Soebandrio
juga menarik. Ia melihat
keterlibatan Soeharto melalui dua
kategori (bekas) anak buahnya di
Kodam Diponegoro. Pertama,
Letkol Untung dan Latief yang akan
menghadapkan Dewan Jenderal
kepada Presiden Soekarno (dan ini
sepengetahuan Soeharto). Kedua,
Yoga Sugomo dan Ali Murtopo,
yang dulunya berjasa (melakukan
manuver dan operasi intelijen)
untuk menjadikan Soeharto
sebagai Panglima Kodam
Diponegoro. Yoga Sugomo ditarik
Soeharto ke Jakarta untuk menjadi
Kepala Intel Kostrad pada Januari
1965 ketika sedang bertugas
sebagai atase militer di Yugoslavia.
Yang terjadi kemudian, peristiwa 1
Oktober 1965 yang sudah sama-
sama diketahui umum. Yang
menarik adalah trio pertama
(Soeharto-Untung-Latief) yang
dirancang untuk dikorbankan,
sedangkan yang dipakai
selanjutnya adalah trio kedua
(Soeharto-Yoga Sugomo-Ali
Murtopo). Kedua trio itu berasal
dari Kodam Diponegoro. Letkol
Untung sampai akhir hayat tidak
yakin bahwa ia akan dieksekusi
seperti dituturkannya kepada
Soebandrio di Penjara Cimahi. Ia
merasa Soeharto adalah bekas
atasannya dan yang dianggap
sebagai kawan dalam peristiwa
G30S. Latief juga bekas bawahan
Soeharto yang merasa dikhianati
seperti terungkap dalam buku
pledoi sekaligus memoarnya.
Soebandrio menyimpulkan,
rangkaian peristiwa dari 1 Oktober
1965 sampai 11 Maret 1966
sebagai kudeta merangkak yang
dilakukan melalui empat tahap.
Tahap pertama, menyingkirkan
saingannya di Angkatan Darat
seperti Yani dan lain-lain. Tahap
kedua, membubarkan PKI yang
merupakan rival terberat tentara
sampai saat itu. Tahap ketiga,
melemahkan kekuatan pendukung
Bung Karno dengan menangkap
15 Menteri yang Soekarnois,
termasuk Soebandrio. Tahap
keempat, mengambil alih
kekuasaan dari Presiden Soekarno.
Penjelasan Teoritis Mengapa
sampai terjadi beberapa versi
sejarah? Jawaban yang sedikit
teoritis pernah dikemukakan
antara lain oleh sejarawan
Perancis, Paul Veyne, dalam buku
Comment on icrit l'histoire (1971).
Katanya, seperti sebuah roman,
sejarah bisa mengemas satu abad
dalam dua halaman, bisa pula
dalam seribu pagina. Sejarah itu
subyektif, ia adalah proyeksi dari
nilai-nilai yang kita anut dan
jawaban dari pertanyaan yang kita
ajukan. Bila tukang jahit bisa
mengukur baju, sejarawan tidak
bisa mengukur peristiwa.
Peristiwa tidak punya ukuran
mutlak. Satu peristiwa bisa
dianggap lebih penting dari yang
lain oleh sejarawan, tergantung
kriteria yang ditetapkan. Peristiwa
itu tidak hadir seperti butir-butir
pasir. Peristiwa itu tidak berdiri
sendiri dan terisolasi. Peristiwa itu
bukan makhluk tetapi persilangan
rute/ trayek. Peristiwa itu bukan
benda. Peristiwa adalah potongan
realitas yang kita tangkap dari
substansi (manusia, benda) yang
berinteraksi. Bila melihat sebuah
kubus, kita tidak dapat melihat
semua sisinya sekaligus. Tetapi,
kita dapat melipatgandakan sudut
pandang ini dengan memutarnya.
Peristiwa itu bukan totalitas tetapi
simpul dari jaringan. Sejarah-
seperti dikatakan Paul Veyne-
adalah penceritaan mengenai
peristiwa dan bukan peristiwa itu
sendiri. Peristiwa itu sendiri tidak
bisa "diraih" oleh sejarawan secara
langsung dan utuh. Ia selalu tidak
lengkap dan hanya di permukaan
(lateral). Dilacak melalui jejak
(tekmeria). Diperlukan dokumen
dan kesaksian dari para pelaku.
Meski kita menyaksikan suatu
peristiwa dengan mata kepala
sendiri, kejadian itu tetap tidak
terliput secara keseluruhan. Itu
sebabnya terdapat berbagai versi
dalam sejarah. Apa yang dilakukan
dari versi yang beragam itu? Tugas
sejarawan kadangkala ibarat
dokter, seperti pernah dikatakan
Marc Ferro. Ia melakukan diagnosa.
Berbagai versi itu termasuk bagian
dari diagnosa. Sang dokter
berusaha menyimpulkan, artinya
membuat sintesa dari berbagai
versi tadi dan mengeluarkan
pendapat. Kasus G30S kita jadikan
contoh. Kita tahu, gerakan ini
menyebut diri sebagai Gerakan
Tiga Puluh September. Karena itu
lebih obyektif bila peristiwa itu
disebut sebagai G30S, bukan
Gestapu dan bukan pula Gestok.
Ada beberapa fakta yang dapat
diterima. Pertama, yang diculik
adalah perwira militer (khususnya
Angkatan Darat). Yang menculik
berasal dari resimen Cakrabirawa
yang juga berasal dari unsur
Angkatan Darat. Beberapa
pimpinan PKI (dalam hal ini Biro
Chusus) seperti Aidit dan Sjam,
dipercaya terlibat dalam gerakan
itu. Sjam sendiri masih misterius,
apakah dia double agent (AD dan
Biro Chusus PKI) bahkan triple
agent (AD, Biro Chusus PKI, dan
CIA)? Beberapa dinas rahasia asing
juga berperan seperti CIA. Pada
tingkat lokal, Kodam Diponegoro,
Jawa Tengah, merupakan kodam
yang paling "terlibat" G30S. Para
pelaku dan pemberantas gerakan
ini paling banyak berasal dari
Kodam ini. Dari data yang sudah
terterima, dibuat narasi tentang
peristiwa G30S. Namun, itu saja
tidak cukup. Sebuah peristiwa juga
memiliki unsur kausalitas,
hubungan sebab-akibat. Kondisi
nasional sebelum 30 September
1965 menjadi latar belakang
meletusnya gerakan ini. Saat itu
Indonesia mengalami krisis
ekonomi, sosial, dan politik yang
parah. Dalam konteks
internasional, sedang berkecamuk
perang dingin. AS berkepentingan
agar Indonesia tidak jatuh ke
tangan komunis. Tragedi tahun
1965 tidak berhenti sampai 1
Oktober 1965, tetapi berkelanjutan
sampai masa Orde Baru, karena
dampak langsung peristiwa ini
adalah pembantaian massal tahun
1965/1966 dan penahanan politik
di Pulau Buru (tahun 1969-1979).
Mengungkapkan rangkaian
peristiwa secara utuh juga
merupakan bagian dari pelurusan
sejarah. Bahkan Sampai Munculnya
dokumen rahasia Antara Soeharto
dengan Kennedy yang di
publikasikan oleh situs
Wikileaks.com telah memperkuat
bukti bahwa sejarah G30S PKI versi
pemerintah itu telah di rekayasa
ulang oleh pemerintah pada
zaman orde baru tepatnya zaman
kekuasaan soeharto,,, Wawancara
Tahir (versi Pemerintah)
PERTANYAAN seputar peristiwa
G30S-PKI bagai sumur tanpa dasar,
tak habis-habisnya. Pemerintah
Orde Baru memang telah
menerbitkan buku putih tahun
1978 yang disusun sejarawan
Nugroho Notosusanto.
Kesimpulannya, kudeta gagal itu
didalangi Partai Komunis
Indonesia (PKI). Banyak pihak yang
sejak awal menyangsikan
kebenaran versi resmi itu. Salah
satunya W.F. Wertheim. Dalam
bukunya, Suharto and the Untung
Coup?The Missing Link (1970), ia
membuat analisis menggegerkan:
Angkatan Daratlah yang berada di
balik peristiwa berdarah itu. Ia
meragukan keterlibatan PKI, yang
waktu itu tengah di ambang
puncak kekuasaan. Setelah
kekuasaan Soeharto runtuh,
polemik sejarah makin menjadi.
Selepas dari bui, sejumlah eks
tahanan PKI?seperti mantan Kepala
Staf Angkatan Udara Omar Dhani
dan Kolonel (Purn.) Abdul Latief?
ramai-ramai menggugat mitos
Soeharto sebagai pahlawan
penumpas pemberontakan itu.
Kontroversi kian menghangat
ketika awal Mei lalu Perhimpunan
Purnawirawan Angkatan Udara,
yang berdiri pada 1998,
menyatakan akan menyusun buku
putih untuk meluruskan sejarah
Angkatan Udara Republik
Indonesia (AURI), khususnya
menyangkut tuduhan keterlibatan
mantan Kepala Staf AU Laksamana
Omar Dhani dalam detik-detik
pemberontakan komunis itu.
Rencananya, buku dengan
narasumber antara lain Kolonel
Udara Wisnu Djajengminardo
(Komandan Pangkalan Halim
1965-1966) dan Omar Dhani itu
diterbitkan pada Hari Bakti AU, 29
Juli mendatang. Polemik masih
akan berlanjut. Namun, yang jelas,
inilah tragedi paling berdarah
sepanjang sejarah Republik.
Menurut sebuah versi, tak kurang
dari sejuta orang?sebagian
anggota PKI, sebagian simpatisan,
selebihnya cuma karena dicap
komunis?disembelih warga yang
memendam kesumat. Sementara
itu, menurut data Departemen
Dalam Negeri pada 1988, hampir
35 ribu orang dikirim ke bui.
Sebagian besar di antaranya
dilakukan tanpa proses pengadilan
sama sekali. Dalam soal ini, peran
Mayor Jenderal Purnawirawan
Corps Polisi Militer (CPM) Tahir tak
bisa dilepaskan. Saat itu, Overste
(Letnan Kolonel) Tahir adalah Wakil
Ketua atau Perwira Pelaksana
Team Pemeriksa Pusat (Teperpu)
yang bertanggung jawab atas
pemeriksaan ribuan tahanan
Gestapu. Teperpu dibentuk pada
1965 dengan surat keputusan
Panglima Komando Operasi
Pemulihan Keamanan dan
Ketertiban (Pangkopkamtib) waktu
itu, Mayor Jenderal Soeharto
(mantan presiden). Toh, Tahir
bersikeras hasil pemeriksaannya
itu seratus persen benar. Mantan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai
(1973-1981) itu, kini 77 tahun,
bahkan secara telak menuding,
"Mereka (eks tahanan politik PKI)
cuma memanfaatkan kemerdekaan
berpendapat sekarang ini untuk
membersihkan diri." Berikut ini
kutipan percakapannya dengan
Karaniya Dharmasaputra dan
Darmawan Sepriyossa dari TEMPO,
Mei lalu, di rumahnya yang asri dan
luas di kawasan Kebayoran Baru,
Jakarta. Bagaimana awal mula
pembentukan Teperpu? Teperpu
dibentuk pada 1965, tak lama
setelah pecah peristiwa G30S-PKI.
Tugasnya adalah memeriksa
tahanan yang tersangkut dengan
pemberontakan itu. Lembaga ini
berada di bawah Komando
Operasi Pemulihan Keamanan dan
Ketertiban (Kopkamtib). Seingat
saya, pembentukannya
berdasarkan surat keputusan
khusus Pangkopkamtib waktu itu,
Mayjen TNI Soeharto. Ada berapa
anggota tim itu? Jumlahnya
banyak. Saya tak begitu ingat. Yang
jelas, tim ini beranggotakan
pemeriksa dari kejaksaan,
kepolisian, Angkatan Laut,
Angkatan Udara, dan Corps Polisi
Militer (CPM). Ketuanya Direktur
Polisi Militer, Mayjen (CPM)
Soenarso. Saya waktu itu menjabat
Wakil Ketua atau Perwira Pelaksana
Teperpu. Di semua daerah juga
dibentuk tim pemeriksa daerah
atau teperda di bawah komando
daerah militer masing-masing.
Kabarnya, karena begitu banyak
tahanan, beberapa penjara baru
harus dibangun? Ya. Misalnya,
pemerintah saat itu membangun
Rumah Tahanan Nirbaya, dekat
Jalan Lubangbuaya, Jakarta Timur.
Saat itu, kami juga menggunakan
rumah tahanan militer di dekat
Lapanganbanteng, yang kalau
enggak salah, namanya Boedi
Oetomo, selain yang sudah ada,
seperti Penjara Salemba dan
Cipinang, Jakarta, dan juga di
Tangerang. Penempatannya sesuai
dengan klasifikasi tertentu? Ya,
mereka yang dianggap tokoh
utama organisasi PKI ditempatkan
di rumah tahanan militer, misalnya
Letkol Untung, Brigjen Soepardjo,
dan mantan Menteri Luar Negeri
Dr. Soebandrio. Bandrio lalu
dipindah ke Nirbaya, yang
kemudian dijadikan rumah
tahanan untuk eks menteri yang
terlibat. Kalau tidak salah,
semuanya ada 17 orang.
Bagaimana sih cara menentukan
keterlibatan seseorang? Benarkah
banyak yang dipukul rata begitu
saja? Itu bisa saja terjadi. Tapi
kami mendasarkannya pada
beberapa hal. Kita mengumpulkan
informasi dari masyarakat.
Menjelang pemberontakan itu, PKI
memperingati ulang tahunnya
besar-besaran. Waktu itu, Bung
Karno hadir. Nah, dari situ kan
ketahuan siapa yang aktivis PKI,
siapa yang cuma simpatisan. Jadi,
dasarnya paling tidak dari sini.
Begitu banyaknya tahanan itu
karena laporan dari masyarakat.
Selain itu, kami memiliki daftar
tokoh PKI. Lo, kalau cuma
berdasarkan informasi warga, kan,
bisa saja fitnah? Kami menyadari
hal itu. Tapi, kalau tidak kami
tangkap, nanti mereka dibunuh
rakyat yang ingin membalas
dendam atas kekejaman PKI
sebelum 1965. Itu yang kami
khawatirkan. Jadi, di situ ada
fungsi perlindungan dari alat
negara. Laporan masyarakat itu
juga kami seleksi. Hasilnya terbagi
dalam tiga kriteria. Golongan A:
mereka yang cukup bukti untuk
diseret ke pengadilan. Golongan B:
cukup indikasinya tapi kurang
bukti. Golongan ini dikarantinakan
ke Pulau Buru. Soalnya, kalau
dibebaskan, kami nilai akan
membahayakan. Berikutnya adalah
klasifikasi C: anggota biasa dan
para simpatisan. (Catatan: Menurut
data Departemen Dalam Negeri
tahun 1988, jumlah anggota PKI
seluruhnya 1.410.333 jiwa.
Golongan A: 426 orang, golongan
B: 34.587, dan golongan C:
1.375.320) Lalu, apa dasar hukum
penahanan di Pulau Buru itu? Kan,
bisa diketahui dari riwayat
hidupnya, orang itu aktif di PKI.
Penahanan itu untuk tindak
pengamanan. Kalau dibebaskan,
kami khawatir, ia akan aktif lagi
dan menciptakan gangguan
keamanan. Mereka dianggap
masih berbahaya. Mungkin kalimat
"masih berbahaya" ini kurang
tepat. Tapi saya tak punya kalimat
lain. Kesimpulannya, penahanan itu
tidak memiliki landasan hukum?
Bukan begitu. Nanti dulu. Dasarnya
adalah SOB (Staat van Orloog en
Beleg) atau Undang-Undang
Negara dalam Bahaya Perang. Jadi,
tetap ada alasannya. Tapi, kalau
diajukan ke pengadilan, bukti yang
ada tidak cukup kuat. Kami sebagai
pemeriksa menyadari, tindakan
hukum atau proses pengadilannya
terbatas. Dan kalau diajukan ke
pengadilan, tak mungkin bisa
diputus. Tapi, kalau dilepas, kan
berbahaya. Maka, mereka
dimasukkan ke golongan B.
Apalagi, saat itu ada begitu banyak
tahanan, sementara jumlah
pemeriksa cuma sedikit. Akhirnya,
disepakati dalam Teperpu, mereka
diinternir saja ke Pulau Buru.
Bagaimana menentukan
seseorang sebagai aktivis PKI?
Dilihat dari kegiatannya, misalnya
sering melancarkan propaganda
atau mengikuti rapat akbar PKI. Ini
kan mudah diketahui. Soalnya,
gerakan PKI waktu itu amat luas,
terbuka, dan massal. Jadi, dari
laporan tetangga atau ketua rukun
tetangga setempat, bisa dideteksi
apakah yang bersangkutan itu
aktivis, kader, atau pengurus
partai. Kalau penentuan golongan
A? Ambil contoh Sudisman, yang
paling mudah ditangkap. Dia
adalah salah satu tokoh penting
PKI. Selain itu, dia juga terlibat aktif
dalam pemberontakan. Sudisman
ditangkap di tempat aksi. Banyak
saksi menguatkan keterlibatannya
itu. Misalnya, dalam pemeriksaan
Untung, terungkap bahwa
Sudisman mengikuti rapat...

Strategi Ir.Sukarno

inamika perpolitikan Indonesia di
era perang dingin kurun waktu
1953-1963 pernah ditandai
dengan aroma diplomasi cantik
dan elegan, disertai dengan
kebijakan para pemimpin yang
tidak mau didikte dan tunduk pada
Amerika. Meski saat itu negeri
Indonesia baru merdeka dalam
hitungan belasan tahun, semangat
nasionalisme dan kecerdikan para
pemimpinnya menjadikan n
egara Indonesia disegani oleh
Amerika, Uni Soviet dan negara-
negara Sekutu.
Bagaimana tidak, di tengah
perseteruan perang dingin antara
Amerika dan Uni Soviet, Indonesia,
yang baru merdeka dalam
hitungan belasan tahun, lewat
kunjungan Soekarno ke
Washington berhasil
mendinginkan keadaan. Di sisi lain,
melalui semangat nasionalisme
yang tinggi dan kecerdikan
diplomasinya, pemerintah
Indonesia lewat diplomasi cantik
dan ciamik Soekarno juga berhasil
mempermainkan Amerika dan Uni
Soviet dalam kasus pembebasan
Irian Barat dari penjajahan
Belanda.
Dengan menggunakan kartu Uni
soviet, Soekarno menerapkan
kebijakan luar negeri dengan
metode gertak sambal, yaitu
menakut-nakuti Amerika bahwa
militer Uni Soviet akan membantu
Indonesia dan akan memporak-
porand akan Belanda, negara
sekutu Abadi Amerika di tanah
penjajahan Papua.
Berkat diplomasi Bung karno,
Amerika tak berkutik, John F
Kennedy dengan sangat terpaksa
memerintahkan Belanda untuk
hengkang dari dan tanah Irian
Barat. Papua kemudian bebas dari
penjajahan dengan tanpa jatuh
korban dan peperangan. Sebuah
permainan diplomasi cantik
diperagakan oleh pemimpin
Indonesia, dengan spirit
nasionalisme yang tinggi dan sikap
pemerintahan yang independen.
Landasan kepemimpinan Soekarno
dibangun atas dasar nasionalisme,
Islam dan Marxisme. Nasionalisme
yang tumbuh dalam dirinya telah
menanamkan rasa persatuan dan
cinta Tanah Air sekaligus
menjadikan dirinya menjadi
proklamator dan presiden pertama
Indonesia, sementara ideologi
Marxisme yang dikembangkannya
membuat dirinya memiliki
hubungan dekat dengan Uni Soviet
dan menanamkan jiwa anti
hegemoni dan imperialisme Barat.
Bersama pemerintahan Soekarno,
kebijakan luar negeri Indonesia
sangat disegani asing. Salah satu
kebijakan luar negeri yang indah
dan luar biasa dalam dinamika
politik Indonesia di era
pemerintahan Soekarno adalah
peristiwa pembebasan tanah
Papua dari penjajahan Belanda.
Pada masa itu, Soekarno
memanfaatkan Uni Soviet yang
saat itu sedang berseteru dengan
Amerika, pada saat bersamaan
posisi negara Belanda menjadi
bagian dari Sekutu bersama
Amerika dan Eropa. Soekarno
melalui kekuatan diplomasinya
membujuk Uni Soviet untuk
membantu secara militer mengusir
Belanda dari tanah Papua, dan
keberhasilan diplomasi Soekarno
ini disampaikan ke Pihak Amerika.
Amerika yang saat itu tidak tega
melihat sekutu abadinya luluh
lantak oleh militer Uni Soviet, lalu
memerintahkan Belanda untuk
mundur dari pendudukannya di
tanah Irian.
Proses diplomasi yang membuat
Amerika gigit jari tersebut
berlangsung demikian. Subandrio
wakil perdana menteri yang
pernah menjabat duta besar
Moskow, diperintah olah Soekarno
untuk meminta bantuan militer
kepada pemimpin Uni Soviet, Nikita
Khrushehev, agar mengusir
Belanda dari tanah Papua.
Keberhasilan Subandrio melobi
Nikita Khrushehev kemudian
disampaikan oleh Soekarno
kepada Howard P Jones, duta
besar Amerika di Indonesia.
Informasi tersebut membuat John
F Kennedy yang saat itu sedang
menjabat sebagai presiden
Amerika kalang kabut, karena
Kennedy tidak mau melihat
Belanda porak-poranda dan babak
belur akibat serangan militer Uni
Soviet, ia memaksa Belanda untuk
kabur dan hengkang dari tanah
Papua. Tanah Papua pun bebas
dari penjajahan Belanda dengan
tanpa korban dan biaya
pengeluaran untuk militer, dan
militer Uni Soviet pulang tanpa
menembakkan sebutir peluru pun
karena Belanda sudah hengkang
saat kapal perang Uni Soviet
sampai di perairan Indonesia.
Keberhasilan Soekarno
mempecundangi Amerika tidak
hanya dalam kasus pembebasan
tanah Irian, pemerintahan di masa
Soekarno juga berhasil
menangkap basah penyusupan CIA
di Maluku pada tahun 1958, yang
menyamar sebagai pilot, dan
kemudian diadili secara tertutup.
Padahal Amerika saat itu mendanai
pemberontakan pemerintahan
revolusioner Republik Indonesia
dan perjuangan Semesta di
Maluku.
Pencapaian negara Indonesia di
era Soekarno ini seakan
menunujukkan bahwa negara
Indonesia pernah menjadi negara
yang memiliki kekuatan diplomasi
yang cantik, dengan jiwa
nasionalisme yang tinggi dan tidak
pernah mau tunduk dan didikte
oleh negara super power Amerika.
Salah satu bukti nyata lain adalah
dinamika politik Indonesia pada
tahun 1948 ditandai dengan
deklarasi politik bebas aktif,
melawan Malaysia pada tahun
1963, dan keluar dari keanggotaan
PBB pada tahun 1965.
Lewat buku ini rasanya Baskara
ingin menunjukkan bahwa
kepemimpinan Indonesia
beberapa puluh tahun yang lalu
pernah memiliki rasa nasionalisme
yang tinggi dan dengan gagah
berani menentang hegemoni
pihak asing. Sayangnya ruh
kepemimpinan ala Soekarno ini
tidak lagi kelihatan di masa
sekarang, dan hanya tinggal
kenangan.
Hal ini dibuktikan, bahwa praktis
pasca presiden Soekarno,
Indonesia berada dalam
cengkeraman asing (Amerika),
pemerintahan Orde Baru berada di
bawah kendali Amerika, melalui
lembaga-lembaga internasional-
n ya seperti IMF, Bank Dunia,
USAID. Orde Baru mewarisi
kebijakan buruk dan berlanjut
hingga sekarang, tak heran jika
Indonesia di masa Orde Baru
pernah dijuluki sebagai negara
gagal atau failed state akibat
strategi kebijakannya yang selalu
tunduk pada Mafia Berkeley, dan
Indonesia hanya menjadi negara
kepanjangan tangan dari
kepentingan global Mafia Berkeley
lewat "Washington konsensus