Sabtu, 02 Maret 2013

Semarang, 29 Juli 1956

juga sadja pernah tjeritakan
dinegara-negara Barat itu hal
artinja manusia, hal artinja massa,
massa.
Bahwa dunia ini dihidupi oleh
manusia. Bahwa manusia didunia
ini, Saudara-saudara , “basically” –
pada dasar dan hakekatnja –
adalah sama; tidak beda satu sama
lain. Dan oleh karena itu manusia
inilah jang harus diperhatikan.
Bahwa massa inilah achirnja
penentu sedjarah, “The Makers of
History”. Bahwa massa inilah jang
tak boleh diabaikan ~ dan bukan
sadja massa jang hidup di
Amerika, atau Canada, atau Italia,
atau Djerman, atau Swiss, tetapi
massa diseluruh dunia.
Sebagai tadi saja katakan: Bahwa
“World Prosperity”, “World
Emancipation”, “World Peace”, jaitu
kekajaan, kesedjahteraan haruslah
kekajaan dunia : bahwa
emansipasi adalah harus
emansipasi dunia; bahwa
persaudaraan haruslah
persaudaraan dunia ; bahwa
perdamaian haruslah perdamaian
dunia ; bahwa damai adalah harus
perdamaian dunia, berdasarkan
atas kekuatan massa ini.
Itu saja gambarkan, saja
gambarkan dengan seterang-
terang nja. Saja datang di
Amerika,- terutama sekali di
Amerika – Djerman dan lain-lain
dengan membawa rombongan.
Rombongan inipun selalu saja
katakan : Lihat, lihat , lihat, lihat!!
Aku jang diberi kewadjiban dan
tugas untuk begini : Lihat, lihat,
lihat!! – Aku membuat pidato-
pidato, aku membuat press-
interview , aku memberi
penerangan-pene rangan; aku
jang berbuat, “Ini lho, ini lho
Indonesia, ini lho Asia, ini lho
Afrika!!”
Saudara-saudara dan
rombongan : Buka mata, Buka
mata! Buka otak! Buka telinga
Perhatikan, perhatikan keadaan!
Perhatikan keadaan dan sedapat
mungkin tjarilah peladjaran dari
pada hal hal ini semuanja, agar
supaja saudara saudara dapat
mempergunakan itu dalam
pekerdjaan raksasa kita
membangun Negara dan Tanah
Air.
Apa jang mereka perhatikan,
Saudara-saudara ? Jang mereka
harus perhatikan, bahwa di
negara-negara itu – terutama
sekali di Amerika Serikat – apa jang
saja katakan tempoh hari disini ”
Hollandsdenken ” tidak ada.
“Hollands denken” itu apa? Saja
bertanja kepada seorang Amerika.
Apa “Hollands denken” artinja,
berpikir secara Belanda itu apa?
Djawabnja tepat Saudara-saudara
“That is thinking penny-wise,
proud, and foolish”, katanja.
“Thinking penny-wise, proud and
foolish”. Amerika, orang Amerika
berkata ini, “Thinking penny-wise”
artinja Hitung……..satu sen……..satu
sen……..lha ini nanti bisa djadi dua
senapa `ndak?…….. satu
sen……..satu sen……… “Thinking
penny-wise”………” Proud” :
congkak, congkak, “Foolish” :
bodoh.
Oleh karena akhirnja merugikan
dia punja diri sendirilah, kita itu,
Saudara-saudara , 350 tahun
dicekoki dengan “Hollands
denken” itu. Saudara-saudara ,
kita 350 tahun ikut-ikut, lantas
mendjadi orang jang berpikir
“penny-wise, proud and foolish”
Jang tidak mempunjai
“imagination”, tidak mempunjai
konsepsi-konsep si besar, tidak
mempunjai keberanian – Padahal
jang kita lihat di negara-negara
lain itu, Saudara-saudara , bangsa
bangsa jang mempunjai
“imagination”, mempunjai fantasi-
fantasi besar: mempunjai
keberanian ; mempunjai kesediaan
menghadapi risiko ; mempunjai
dinamika.
Washington Monument, didirikan
tahun 1884
George Washington Monument
misalnja,
tugu nasional Washington di
Washington, Saudara-saudara :
Masja Allah!!! Itu bukan bikinan
tahun ini ; dibikin sudah abad jang
lalu, Saudara-saudara . Tingginja!
Besarnja! Saja kagum arsiteknja
jang mempunjai “imagination” itu,
Saudara-saudara .
Bangsa jang tidak mempunjai :
imagination” tidak bisa membikin
Washington Monument. Bangsa
jang tidak mempunjai
“imagination”…… …ja, bikin tugu,
ja “rongdepo”, Saudara-saudara .
Tugu “rong depo” katanja sudah
tinggi, sudah hebat.
“Pennj-wise” tidak ada, Saudara-
saudara . Mereka mengerti bahwa
kita – atau mereka – djikalau ingin
mendjadi satu bangsa jang besar,
ingin mendjadi bangsa jang
mempunjai kehendak untuk
bekerdja, perlu pula mempunjai
“imagination”,: “imagination”
hebat, Saudara-saudara .
Perlu djembatan? Ja, bikin
djembatan……teta pi djangan
djembatan jang selalu tiap tiap
sepuluh meter dengan tjagak,
Saudara-saudara , Ja , umpamanja
kita di sungai Musi…….Tiga hari
jang lalu saja ini ditempatnja itu
lho Gubernur Sumatera Selatan –
Pak Winarno di Palembang – Pak
Winarno, hampir hampir saja kata
dengan sombong, menundjukkan
kepada saja “ini lho Pak!
Djembatan ini sedang dibikin,
djembatan jang melintasi Sungai
Musi” – Saja diam sadja -”Sungai
Ogan” – Saja diam sadja, sebab
saja hitung-hitung tjagaknja itu.
Lha wong bikin djembatan di
Sungai Ogan sadja kok tjagak-
tjagakan !!
Kalau bangsa dengan
“imagination” zonder tjagak,
Saudara-saudara !!
Tapi sini beton, tapi situ beton !!
Satu djembatan, asal kapal besar
bisa berlalu dibawah djembatan
itu !! Dan saja melihat di San
Fransisco misalnja, djembatan jang
demikian itu ; djembatan jang
pandjangnja empat kilometer,
Saudara-saudara ; jang hanja
beberapa tjagak sadja.
Satu djembatan jang tinggi dari
permukaan air hingga
limapuluhmeter; jang kapal jang
terbesar bisa berlajar dibawah
djembatan itu. Saja melihat di
Annapolis, Saudara-saudara , satu
djembatan jang lima kilometer
lebih pandjangnja, “imagination”,
“imagination” “imagination”!! !
Tjiptaan besar!!!
Jembatan raksasa Golden Gate di
San Francisco,sudah berdiri sejak
tahun 1937
Kita jang dahulu bisa mentjiptakan
tjandi-tjandi besar seperti
Borobudur, dan Prambanan,
terbuat dari batu jang sampai
sekarang belum hancur ; kita telah
mendjadi satu bangsa jang kecil
djiwanja, Saudara-saudara !! Satu
bangsa jang sedang ditjandra-
tjeng kalakan didalam tjandra-
tjengka la djatuhnja Madjapahit,
sirna ilang kertaning bumi!!
Kertaning bumi hilang, sudah sirna
sama sekali. Mendjadi satu bangsa
jang kecil, satu bangsa tugu “rong
depa”.
Candi raksasa Borobudur di
Indonesia, sudah berdiri sejak
abad 9 Masehi!
Saja tidak berkata berkata bahwa
Grand Canyon tidak tjantik. Tapi
saja berkata : Tiga danau di Flores
lebih tjantik daripada Grand
Canyon. Kita ini, Saudara-saudara ,
bahan tjukup : bahan ketjantikan,
bahan kekajaan. Bahan kekajaan
sebagai tadi saja katakan : “We
have only scratched the surface ” –
Kita baru `nggaruk diatasnja sadja.
Kekajaan alamnja, Masja Allah
subhanallahu wa ta’ala, kekajaan
alam. Saja ditanja : Ada besi
ditanah-air Tuan? – Ada, sudah
ketemu :belum digali. Ja, benar!
Arang-batu ada, Nikel ada, Mangan
ada, Uranium ada. Percajalah
perkataan Pak Presiden. Kita
mempunjai Uranium pula.
Kita kaja, kaja, kaja-raja, Saudara-
saudara : Berdasarkan atas
“imagination”, djiwa besar,
lepaskan kita ini dari hal itu,
Saudara-saudara .
Gali ! Bekerdja! Gali! Bekerdja! Dan
kita adalah satu tanah air jang
paling cantik di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar